Selasa 01 Sep 2015 11:55 WIB

Awal September, IHSG Dibuka Melemah

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan berkomunikasi menggunakan telepon genggam di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/8).
Foto: Prayogi/Republika
Karyawan berkomunikasi menggunakan telepon genggam di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengawali September, Selasa (1/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah. Setelah menguat selama beberapa hari di akhir Agustus, pagi ini indeks saham bergerak minus 0,56 persen atau menurun 25,403 poin ke level 4.484,204.

Mayoritas indeks saham sektoral terpantau bergerak negatif. Hanya dua indeks indeks sektoral yang menghijau, yaitu Agri (0,66 persen) dan pertambangan (0,099 persen). Adapun sektor industri kimia dasar, manufaktur, dan konsumer pada penjualan pukul 08.55 WIB masih bergerak stagnan.

Pada perdagangan akhir Agustus kemarin, IHSG berhasil ditutup positif di tengah sentimen negatif bursa kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 1,43 persen atau 63,406 poin di level 4.509,607.

Analis First Asia Capital, David Sutyanto memperkirakan pasar akan bergerak mixed di tengah minimnya insentif dari pasar global dan kawasan. "Data manufaktur Cina yang dirilis hari ini diperkirakan akan kembali terkontraksi dan bisa memicu sentimen negatif pasar," katanya dalam riset, Selasa (1/9).

Sementara dari domestik, pasar sedang menanti data inflasi Agustus, yang menurutnya akan lebih rendah dari Juli. Dengan pertimbangan itu, pergerakan IHSG hari ini diprediksi masih berpeluang menguat, dengan catatan apabila berhasil menembus resisten di level 4.520.

Sementara, saham-saham berbasis komoditas akan mendapat momentum penguatan dari kenaikan harga minyak mentah. Itu mengingat semalam harga minyak mentah dunia menanjak kembali hingga 6,5 persen di 48,16 dolar AS per barel. Ini setelah data produksi minyak AS pekan lalu turun dan spekulasi OPEC yang akan menunrunkan pula produksi minyaknya.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.450 dan resisten di 4.520," kata David.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement