REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk memperkuat kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar, pemerintah diminta untuk mengajak para investor agar tidak menyimpan uang dan melakukan transaksi di luar negeri.
Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE), Muhammad Faisal mengatakan, pemerintah harus menyiapkan mekanisme yang pas agar para investor bersedia menyimpan uangnya di dalam negeri.
"Untuk masalah rupiah ini kompleks ya. Dari sisi fundamental ekonomi, defisit sudah lama. Sehingga wajar ketika rupiah mengalami pelemahan. Dan itu diperparah lagi dengan kondisi pasar dunia yang sedang melemah," ujar Muhammad Faisal kepada Republika.co.id, Jumat (28/8).
Ia menjelaskan, ada beberapa alasan yang menyebabkan para investor lebih memilih menyimpan uang di luar negeri daripada di Indonesia. Diantaranya suku bunga di dalam negeri yang begitu tinggi dan kemudahan pelayanan yang diberikan begitu sedikit.
Untuk itu pemerintah harus meningkatkan pelayanan dalam negeri agar para investor bersedia menyimpan uangnya di dalam negeri.
Ia menambahkan, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mulai memberlakukan aturan menggunakan mata uang rupiah untuk transaksi dalam negeri sangat bagus. Hanya saja kebijakan tersebut perlu diperkuat agar proses implementasi berjalan maksimal.