Jumat 28 Aug 2015 11:15 WIB
Rupiah Melemah

Paket Kebijakan Ekonomi Beri Angin Segar ke Pelaku Pasar

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (25/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Laju bursa saham Asia yang menguat memberikan angin segar bagi IHSG yang akhirnya dapat melanjutkan penguatan. Aksi belipun kembali marak seiring mulai adanya keyakinan dari pelaku pasar akan datangnya perbaikan sentimen ke depannya yang berimbas pada IHSG.

Selain itu, adanya paket kebijakan stimulus ekonomi dari pemerintah, rencana buyback dari sejumlah emiten BUMN, dan pembebasan visa untuk meningkatkan wisatawan asing hingga imbas laju bursa saham regional mendukung penguatan IHSG lebih kencang. "Meski detail paket kebijakan tidak dijelaskan, namun cukup memberikan kepercayaan pada pelaku pasar," ucap analis riset dari PT NH Korindo Securities Reza Priyambada, Kamis (27/8) malam.

Harapan akan adanya angin segar terwujud dengan adanya kenaikan, meski laju rupiah tak kunjung membaik. Laju rupiah belum juga beranjak dari zona merah meski laju IHSG mulai membaik.

Tampaknya penguatan laju dolar AS masih menahan laju rupiah untuk dapat berbalik positif. "Padahal di pasar spot, laju dolar AS cenderung tertahan seiring belum akan dinaikannya Fed rate pada September," kata dia.

Meski sudah ada imbauan dari BI kepada para pelaku usaha untuk melepas dolar AS namun belum ada realisasi secara menyeluruh membuat kebijakan tersebut tidak banyak berlaku ke pergerakan rupiah.

Sementara itu, kekhawatiran akan imbas kebijakan China yang membuat shock therapy pasar saham Asia mulai berkurang.  Pasca bergerak variatif, laju pasar saham Asia mampu bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan.

Pasca melemah, laju bursa saham Eropa mampu berbalik positif seiring dengan meningkatnya aksi beli pelaku pasar. "Tampaknya pelaku pasar merespon positif laju bursa saham Asia yang mampu naik cukup signifikan dan keyakinan akan The Fed yang belum tentu akan menaikan suku bunganya pada September melihat kondisi pasar saat ini," ujar Reza.

Kenaikan housing price Inggris, business confidence Perancis, dan GDP growth rate Spanyol turut membantu laju bursa saham Eropa berada di zona hijau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement