REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan performa Bank Victoria berada pada posisi yang bagus dan sehat saat ini. Tercatat saat ini Bank Victoria berada sebagai Bank buku II dengan modal sekitar Rp2,4 Triliun sampai Juni 2015 ini.
"Jadi Bank Victoria ini dari sisi ketahanan modal yang kita ukur dari Capital Adequacy Ratio (CAR), masih bagus, masih 19,6 persen per Juni 2015. Jadi saya kira Bank ini ketahanan modalnya cukup kuat, masih baguslah, sehatlah," kata Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis saat dihubungi Wartawan di Jakarta, Senin (24/8).
Jika dilihat ratingnya kesehatannya, Iwan mengatakan, saat ini Bank Victoria berada di rating tingkat 2 yang menandakan Bank yang kini mayoritas sahamnya dipegang PT Victoria Investama Tbk itu berada dalam kondisi yang sehat. "Kemudian Bank ini total asetnya pun mencapai sebesar Rp19,9 triliun," ujar dia.
Ia menjelaskan, saat ini Bank Victoria tergolong sebagai Bank Devisa. Sehingga performanya tidak terlalu dipengaruhi sentimen positif dari fluktuasi ataupun depresiasi nilai tukar rupiah.
"Ga ada imbaslah, karena dia tidak terkena risiko pasar. Dan yang satu yang saya lihat juga non performing loan (NPL) Bank Victoria masih di bawah lima persen. Jadi masih oke-lah, NPL-nya masih sekitar empat persenan," jelasnya.
"Jadi kalau saya lihat sih dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sekarang berada di 91 persen jadi dia masih memiliki fungsi intermediate yang bagus dan secondary reserve-nya juga cukup untuk meng-cover kewajiban likuiditas jangka pendek. Jadi Bank ini intinya dalam posisi yang bagus, sehat, no issue lah," tambah dia.
Ia menambahkan, total kredit Bank Victoria saat ini juga mencapai Rp 11 Triliun, dana pihak ketiga sebesar Rp 14 triliun. Komposisi Bank ini terbilang cukup bagus, intermediasinya berjalan dengan baik, membuktikan kepercayaan masyarakat cukup tinggi.
"Artinya, ada dana Rp 14 Triliun dikelola dengan baik. Menurut saya seharusnya bank ini ke depan masih dapat berkembang, karena di samping sehat, kekuatan modalnya juga cukup bagus. Dengan CAR 19,6 Persen dan modal sebesar Rp 2,4 triliun," terangnya.