REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta berani menindak eksportir dalam negeri nakal yang memarkir dolarnya di luar negeri atas hasil ekspornya. Anggota Komisi XI DPR yang membidangi keuangan dan perencanaan pembangunan nasional, Nurdin Tampubolon menyebut, hal itu sangat perlu dilakukan demi menjaga ketersediaan dolar Amerika di dalam negeri dan menekan nilai tukar rupiah.
"Pemerintah sekarang harus berani mengambil kebijakan menarik dolar yang diparkir oleh para konglomerat di luar negeri dari hasil ekspornya," kata Nurdin di gedung DPR, Jakarta, Senin (24/8).
Menurut Ketua Fraksi Hanura di DPR itu, salah satu faktor utama pelemahan rupiah adalah defisit perdagangan. Oleh karena itu, yang paling penting dilakukan pemerintah sekarang adalah bagaimana mengatasi defisit tersebut.
"Dolar yang keluar dari Indonesia lebih banyak daripada dolar yang masuk. Misalnya, kita ekspor direncanakan tahun 2016 hanya Rp 1.700/1.800 triliun rupiah. Sementara impor kita mencapai Rp 2.000 triliun, jadi kita defisit 200-300 triliun rupiah. Akibat dari itu dolar kita akan semakin sedikit karena keluar terus," jelasnya
Untuk itu, Nurdin mengatakan, pemerintah harus mencari jalan bagaimana mengurangi defisit dan membuat defisit menjadi surplus. Pemerintah, lanjutnya, harus berani menekan impor dan menaikkan ekspor untuk menurunkan defisit tersebut sekaligus memperbaiki nilai tukar rupiah.
"Selama kita mengalami defisit, pelemahan nilai tukar rupiah akan terus berkelanjutan," ujar Nurdin.