Ahad 23 Aug 2015 19:57 WIB

Arus Perdagangan Barang di Asia Tenggara Dipermudah

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Djibril Muhammad
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kanan) bersama Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kiri) menyalami pejabat eselon I Kementerian Perdagangan usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kanan) bersama Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kiri) menyalami pejabat eselon I Kementerian Perdagangan usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pada pertemuan Asean Free Trade Area Council ke-29 (AFTA) para menteri ekonomi Asean sepakat untuk meluncurkan Asean Trade Repository (ATR). Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan kelancaran perdagangan barang di Asean.

Selain itu, Thomas menambahkan, Asean juga menyepakati pelaksanaan penerapan live implementation dari ASEAN Single Window (ASW) pada akhir 2015. Mereka juga menggarisbawahi mengenai pentingnya Sertifikasi Mandiri yang diberlakukan di ASEAN, dalam rangka menyetujui perpanjangan masa pelaksanaan skema pilot project Sertifikasi Mandiri hingga 2016 mendatang.

"Ini tentunya akan memberikan manfaat maksimal kepada para pelaku usaha," ujar Thomas dalam keterangan tertulisnya, Ahad (23/8).

Thomas menjelaskan, para menteri ekonomi Asean juga mendukung dalam membangun mekanisme agar mendisiplinkan kebijakan non tarif yang dapat menghambat perdagangan. Salah satunya yakni melalui pelaksanaan proyek ASEAN Solution for Investments, Services and Trade (ASSIST) untuk mempercepat proses penyelesaian masalah yang timbul dari pelaku usaha.

"Saat ini Indonesia sedang dalam proses koordinasi dalam negeri untuk penunjukan koordinator nasional Non-Tariff Measures, fasilitas perdagangan, dan ASSIST yang melibatkaan lintas kementerian dan lembaga," kata Thomas.

Negara anggota Asean diharapkan dapat memaksimalkan upaya untuk terus mengatasi permasalahan yang muncul terkait Non-Tariff Measures, di tingkat implementasi. Upaya ini dapat dilakukan melalui pemanfaataan mekanisme ASSIST karena akan berdampak besar pada perdagangan barang intra Asean.

Thomas mengatakan, pertemuan AFTA Council ini sangat penting bagi seluruh negara Asean untuk memastikan tercapainya liberalisasi perdagangaan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini sebagaimana dimandatkan dalam cetak biru MEA, yang akan diimplementasikan pada akhir 2015 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement