Kamis 20 Aug 2015 23:33 WIB

Pertamina Geotermal Energy Jajaki 7 Proyek Senilai Rp 34,7 Triliun

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas PGE-AK di depan salah satu sumur geothermal di kawasan Kamojang, Jawa Barat.
Foto: Dok KOJI
Petugas PGE-AK di depan salah satu sumur geothermal di kawasan Kamojang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina Geotermal Energi (PGE), anak usaha PT Pertamina (persero), menargetkan menjadi produsen panas bumi terbesar skala nasional. Pada 2017 mendatang, PGE berniat menambah kapasitas terpasang menjadi 687 megawatt. Sementara saat ini, kapasitas terpasang PGE masih 437 megawatt.

PGE juga menyiapkan dana sebesar 2,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 34,7 triliun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membiayai 7 proyek pengembangan panas bumi selama 5 tahun ke depan.

Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin mengungkapkan, langkah yang sedang dijajaki PGE ini merupakan tahap awal dari pemenuhan target untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Tak tanggung-tanggung, pada 2025 nanti PGE menargetkan mencapai kapasitas terpasang 2,3 gigawatt.

"Ini potensi kita masih banyak untuk terus gali. Untuk laksanakan ini kita jalankan operasi berwawasan lingkungan," ujar Irfan, Kamis (20/8).

Irfan menjelaskan, proyek-proyek yang akan dikembangkan antara lain adalah lapangan panas bumi Lumut Balai di Sumatera Selatan sebesar 4 x 55 megawatt, Karaha di Tasikmalaya sebesar 1 x 30 megawatt, Kerinci di Jambi sebesar 1 x 55 megawatt, Hululais di Bengkulu sebesar 2 x 55 megawatt, dan beberapa pengembangan dari Area Ulubelu unit 3 dan 4 sebesar 2 x 55 megawatt. Selain itu juga ada Lahendong unit 5 dan 6 sebesar 2 x 20 megawatt yang direncanakan commercial on date berturut-turut mulai 2016 sampai dengan 2020.

Hanya saja, lanjut Irfan, salah satu faktor penghambat yang dialami perusahaan adalah perizinan terkait kawasan konservasi. Sebagian sumur eksplorasi yang harus dibangun di atas lahan hutan konservasi memberi tantangan tersendiri. Padahal, eksplorasi dan produksi panas bumi sama sekali tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

"Kita punya beberapa area di wilayah konservasi. Ini masih kita upayakan dengan pelaku kebijakan. Dalam hal ini kementerian perhutanan dan kementrian ESDM," lanjutnya.

Sampai saat ini Wilayah Kerja Panasbumi PGE yang sudah berproduksi meliputi Area Kamojang 235 megawatt (MW),  Ulubelu 110 MW, Lahendong 80 MW, Sibayak 12 MW dengan total kapasitas 437 MW.

PGE juga mengerjakan secara paralel 4 pembangunan (EPCC) PLTP di Ulubelu, Lahendong, Karaha dan Lumut Balai sehingga menjadikan PGE sebagai satu-satunya perusahaan di dunia yang mengerjakan 4 proyek pengembangan PLTP secara bersamaan. Proyek-proyek tersebut selesai pada tahun 2017 dengan kapasitas terpasang sebesar 682 MW atau setara dengan produksi 30 ribu BOEPD (Barrel Oil Equivalent Per Day).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement