Ahad 02 Aug 2015 16:41 WIB

Jokowi Resmikan Mega Proyek Pertamina

Rep: Saptoandika/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas melakukan pengecekan saluran pipa Stasiun Kompresor Gas (SKG) PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Barat (JBB) Distrik Cilamaya, Karawang, Jabar.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas melakukan pengecekan saluran pipa Stasiun Kompresor Gas (SKG) PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Barat (JBB) Distrik Cilamaya, Karawang, Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi yang merupakan proyek hulu hingga hilir minyak dan gas bumi dengan nilai total investasi 5,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 77,72 triliun.

Peresmian dilakukan di lokasi kilang Donggi Senoro LNG, Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada Ahad (3/8). Selain Presiden Jokowi, hadir dalam peresmian tersebut para Menteri Kabinet Kerja dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) beserta jajaran direksi.

Salah satu proyek yang digarap adalah Central Processing Plant yang dikelola oleh Join Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 16,08 triliun.  

Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi total 31 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas dan akan memproses gas yang bersumber dari pengembangan Blok Senoro-Toili. Sebanyak 250 juta kaki kubik akan dipasok ke Kilang LNG Donggi-Senoro, dan 55 juta kaki kubik untuk pabrik amoniak PT Panca Amara Utama.

Bersama Blok Senoro-Toili, Blok Matindok yang dikelola oleh PT Pertamina EP juga akan memasok gas untuk Kilang LNG Donggi Senoro sebanyak 85 juta kaki kubik. Blok Matindok akan memiliki dua Central Processing Plant, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas total 105 juta kaki kubik dan menyerap investasi sebesar 0,8 miliar dolar AS atau Rp 10 triliun. Selain untuk kilang LNG, gas dari Matindok juga akan dipasok ke pembangkit listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement