Kamis 20 Aug 2015 12:25 WIB

Kejatuhan Bursa Saham Indonesia Diperparah Komentar Satu Menteri

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jusuf Kalla - Rizal Ramli
Jusuf Kalla - Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Awan negatif masih mewarnai laju Indeksi Harga Saham Gabungan (IHSG) dimana masih tetap berada di zona merah. Aksi jual pun masih terjadi meski tidak sederas sehari sebelumnya.

Belum adanya sentimen positif yang dapat dijadikan pegangan para investor membuat mereka lebih memilih untuk keluar pasar. Apalagi laju bursa saham regional dan global masih kembali melanjutkan pelemahannya sehingga mengurangi mood pelaku pasar untuk masuk dan bertahan.

Di sisi lain, banyak pelaku pasar menyampaikan bahwa kemungkinan pelemahan yang terjadi ada hubungannya dengan kondisi politik saat ini. Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada setuju bahwa penurunan IHSG selain dari pengaruh penurunan bursa saham global juga dipengaruhi belum adanya sentimen positif dari dalam negeri. "Dan diperparah dengan komentar dari salah satu menteri yang membuat kegaduhan politik," ucapnya Rabu (19/8) malam.

Tentu saja kondisi tersebut menambah sentimen dan persepsi negatif dari pelaku pasar dan menutup adanya berita positif. Asing masih berjualan namun laju rupiah mampu naik tipis sehingga kurang kuat mendorong IHSG menguat. Transaksi asing kembali nett sell (dari net sell Rp 513,76 miliar menjadi net sell Rp 438,49 miliar).

Melemahnya laju dolar AS karena aksi wait and see pelaku pasar terhadap rapat FOMC meeting The Fed memberikan kesempatan bagi rupiah untuk tertahan pelemahannya. AlMeski belum beranjak dari level psikologis di sekitar Rp 13.800an namun, paling tidak laju rupiah tidak melanjutkan pelemahannya," kata Reza. Apalagi jika melihat kondisi saat ini dimana belum banyaknya sentimen positif namun, laju rupiah dapat bergerak positif.

Laju rupiah di atas target resisten 13.825. Meski rupiah mampu bergerak menguat namun, belum diikuti sepenuhnya oleh sentimen yang ada. Terutama sentimen positif yang mampu menahan pelemahan yang ada. Penguatan rupiah masih diuji sehingga kita masih tetap harus cermati sentimen dan berita yang dirilis serta mewaspadai jika laju Rupiah berbalik melemah. Rp 13.835-13.819 (kurs tengah BI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement