Rabu 19 Aug 2015 17:39 WIB

Mendag: Pelemahan Rupiah Belum Dimanfaatkan Dorong Ekspor

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ekspor Semester Pertama. Aktifitas bongkar muat peti kemas saat pagi di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (24/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Ekspor Semester Pertama. Aktifitas bongkar muat peti kemas saat pagi di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena kondisi perekonomian global masih melemah sehingga permintaan ekspor ikut loyo.

"Ini akan menjadi tugas kita, ke depan kita akan berkoordinasi dengan kawan-kawan di industri yang potensi ekspor," ujar Thomas dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/8).

Total ekspor Juli 2015 masih mengalami penurunan sebesar 15,5 persen (MoM) dan 19,2 persen (YoY). Secara rinci, kinerja ekspor nonmigas pada Juli 2015 tercatat menurun sebesar 17,2 persen (MoM) dan 14,1 persen (YoY) atau senilai 10 miliar dolar AS. Sementara itu, kinerja ekspor migas turun 1,3 persen (MoM) dan 43 persen (YoY) atau sebesar 1,4 miliar dolar AS.

Menurut Thomas, dari sisi makro penurunan impor merupakan sesuatu yang baik sehingga membuat surplus neraca perdagangan semakin meningkat. Pada Juli 2015, total impor mengalami penurunan 28,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Selama Januari-Juli 2015 impor bahan baku/penolong seperti bahan kimia organik, besi, baja, dan plastik turun sebesar 20,5 persen. Sementara, barang modal seperti mesin, peralatan listrik, dan kendaraan bermotor juga menurun. Di sisi lain, pangsa impor barang konsumsi naik menjadi 7,2 persen.

"Kalau saya lihat neraca perdagangan dalam tujuh bulan terakhir ini surplus, karena tertolong dari turunnya impor," kata Thomas.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, Kementerian Perdagangan terus melakukan upaya untuk memacu ekspor. Upaya tersebut diantaranya dengan membuat forum ekspor dan mencoba komoditas tertentu yang berpotensi untuk ekspor.

"Kemudian kami punya kebijakan-kebijakan lain, salah satunya dengan memperpanjang dispensasi untuk AMKRI (Asosiasi Mebel dan Kerajinan Republik Indonesia) terkait deklarasi ekspor sehingga tidak perlu pakai SVLK," kata Karyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement