Selasa 18 Aug 2015 23:45 WIB

Konsolidasi Kemenkeu, BI dan OJK Penting untuk Tumbuhkan Perekonomian

Politisi PDI Perjuanganan Maruarar Sirait saat rilis survei nasional bertema Ketimpangan Pendapatan di Indonesia, Harapan Publik terhadap Pemerintahanan Jokowi- JK di Jakarta, Senin (1/9).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Politisi PDI Perjuanganan Maruarar Sirait saat rilis survei nasional bertema Ketimpangan Pendapatan di Indonesia, Harapan Publik terhadap Pemerintahanan Jokowi- JK di Jakarta, Senin (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsolidasi antara lembaga otoritas fiskal, moneter, perbankan dan pasar modal pada saat ini dinilai sangat penting. Yakni untuk memastikan perekonomian nasional yang stabil dan kuat, terlebih di tengah situasi perekonomian global yang tak begitu baik.

"Kementerian Keuangan sebagai pemegang otoritas fiskal, Bank Indonesia dengan otoritas moneter dan Otoritas Jasa Keuangan sangat penting untuk dipastikan bisa berkoordinasi mendukung Pemerintahan RI. Mereka pilar dan penentu ekonomi Indonesia," ujar Maruarar Sirait, Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP), organisasi sayap kepemudaan PDI Perjuangan, Selasa (18/8) malam di Jakarta.

Ara, sapaan Maruarar mengatakan, pihaknya ingin policy dan regulasi yang diciptakan dapat membuat ekonomi Indonesia stabil dan kuat.

"Koordinasi yang baik itu akan terlihat dari regulasi atau policy yang dikeluarkan. Dan tentu kita berharap mereka bisa mengeluarkan stimulus dan relaksasi kebijakan yang prousaha, yang bisa menaikkan iklim investasi," jelasnya.

Karena itu TMP akan menggelar diskusi ekonomi bertajuk "Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia Sekarang dan Tahun 2016". Acara akan berlangsung pada Rabu (19/8) esok di Kantor Sekretariat DPP TMP di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah pembicara, yakni Kementerian Keuangan RI Bambang Brodjonegoro, Gubernur BI Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadila, Waketum Kadin Bid. Perbankan dan Keuangan Rosan P. Roeslani dan Maruarar Sirait selaku moderator.

"Intinya, kita ingin kondisi sekarang ini harus dihadapi dengan optimisme. Publik harus tahu kekompakan dan soliditas antarlembaga itu. Sehingga ujungnya bisa memberikan rasa confidence bagi masyarakat dan market," jelas Ara dalam keterangan tertulis.

Acara itu juga akan dihadiri beberapa asosiasi pengusaha seperti Real Estat Indonesia, INSA, para direksi bank BUMN, serta aktivis mahasiswa dan pemuda tingkat nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement