REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian berencana menambah rantai industri pengolahan tomat. Hal ini dilakukan sebagai langkah jangka menengah dan panjang untuk membantu petani tomat dan memanfaatkan produksi tomat yang melimpah di dalam negeri.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan, penambahan rantai industri pengolahan tomat tersebut rencananya akan difokuskan untuk membuat pasta tomat. Pasalnya selama ini sejumlah industri makanan masih mengimpor pasta tomat dari Amerika Serikat dan Cina. Menurut Euis, dalam skala internasional tomat Indonesia belum memenuhi kriteria mutu untuk dijadikan dalam bentuk pasta.
"Paling tidak sambil menunggu menjadi pasta tomat yang kelas internasional, kita membuat yang menengahnya dulu sehingga pasta tomat ini bisa membantu industri hilir lainnya," kata Euis di Jakarta, Senin (17/8).
Selain dibuat sebagai pasta, industri pengolahan tomat juga akan didorong untuk dijadikan saus tomat, dodol tomat, maupun selai tomat. Dengan ditambahnya rantai produksi pengolahan ini maka diharapkan bisa memperpendek rantai distribusi petani. Dengan demikian, saat panen tomat petani bisa langsung menjualnya ke industri-industri pengolahan.
Euis menjelaskan, tomat yang paling banyak digunakan untuk industri yakni tomat buah karena dagingnya lebih tebal dan padat. Untuk mendorong industri pengolahan tomat, Kementerian Perindustrian akan bertemu dengan asosiasi dan pelaku industri makanan dan minuman olahan.
"Saya ingin bertemu dengan ahli pengolahan tomat, dan ini harus dibahas dulu kritikal poinnya dimana," kata Euis.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mencari investor di sektor pengolahan. Hal tersebut juga menjadi salah satu upaya dalam mendorong subtitusi impor.