Ahad 16 Aug 2015 14:56 WIB

Kinerja IHSG Terburuk Di Dunia

Rep: Risa Herdahita/ Red: Teguh Firmansyah
Layar elektronik menunjukkan pergerakkan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layar elektronik menunjukkan pergerakkan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat sebagai pasar modal berkinerja paling buruk di dunia selama year to date (ytd) atau selama 2015. Penurunan yang mencapai 12,27 persen ini berada di urutan ke-13 setelah Malaysia yang menurun 9,34 peren.

Selama YTD juga, penurunan terbesar dipimpin oleh sektor industri kimia dasar, yang minus 33,85 persen. Sementara, sektor perdagangan, jasa, dan investasi tercatat menjadi satu-satunya sektor yang bergerak ke zona hijau, sebesar 1,91 persen.

Di Asia, pergerakan pasar saham dipimpin oleh kinerja pasar saham SSE Comp, Cina. Pasar saham itu mencatatkan kenaikan 22,59 persen atau 730,66 poin secara ytd.

Sementara, dari 13 negara, lima negara mencatatkan kinerja yang menurun. Setelah Indonesia dan Malaysia, FTSE ST Singapura mencatatkan kinerja terburuk ketiga dengan penurunan sejauh 7,46 persen dalam periode yang sama.

Kemudian bursa saham Thailand, SET Index mencatat pergerakan minus 5,58 persen. Itu diikuti kinerja bursa saham AS (DJIA) yang turun 3,2 persen. Adapun Pasar Modal Australia menurun 0,53 persen.

Meski di level Asia Tenggara mayoritas bursa saham mengalami pergerakan ke zona merah sejak awal tahun ini, hal itu tidak dialami pasar modal Filipina. PSE Index menjadi satu-satunya pasar modal di Asia Tenggara yang mencatatkan pergerakan meningkat dengan tumbuh 2,46 persen.

Meski begitu, akhir pekan ini (14/8), IHSG menguat. Meski tipis, IHSG bergerak positif 0,025 persen atau 1,14 poin ke level 4.585,39 dari penutupan sehari sebelumnya 4.584,25.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement