Sabtu 15 Aug 2015 19:45 WIB

Pemda Didorong Siaga Pasok Air Bersih untuk Warga

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga melintas didepan sumur yang mengering di Jakarta, Senin (3/8).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warga melintas didepan sumur yang mengering di Jakarta, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah daerah diminta menyisir wilayahnya masing-masing guna mendata kawasan krisis air akibat musim kering. Pendataan lantas ditindaklanjuti dengan solusi berupa penyediaan air bersih yang dapat dikoordinasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera).

"Pemda yang pertama harus pasang badan mengantisipasi, pusat kemudian mendukung dengan sejumlah armada," kata Menteri Pupera Basuki Hadimuljono pekan ini. Sejak Juli 2015, kementerian yang dipimpinnya itu telah mengoperasikan sejumlah mobil air hidran umum. Ia membawa air bersih untuk keperluan warga sehari-hari.

Data Kemenpupera melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mencatat daerah rawan krisis air bersih terdeteksi berada di Jawa Tengah (Kabupaten Temanggung dan Kendal), Banten (Kabupaten Lebak dan Pandeglang) dan Jawa Barat khususnya di Bekasi dan Ciamis. Adapun daerah Jawa Timur, kawasan krisis air bersih terkonsentrasi di wilayah Bojonegoro dan Pamekasan sementara untuk Lampung kekeringan air tercatat di Mesuji.

Menteri Basuki melanjutkan, mobil tangki air (MTA) milik pemerintah pusat untuk drop air bersih telah siap dioperasikan di sejumlah provinsi. Di antaranya ada 43 armada MTA di Jawa Tengah, 10 MTA di Daerah Istimewa Yogyakarta, 55 MTA di Jawa Timur, 9 di Nusa Tenggara Barat, 111 di Jabar, 20 di banten, 14 di Bengkulu dan 4 di Sulawesi Selatan.

Adapun penanganan permanen air bersih dilakukan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten kota membuat Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di kawasan rawan air. "Sistem dilengkapi dengan readiness criteria SPAM," ujarnya.

Untuk kawasan Jawa Tengah, telah dilakukan pemantauan sekaligus penanganan penyediaan air bersih. Di antaranya di Kabupaten Boyolali, Sragen, Kudus, Kendal, Demak, Wonogiri, Sukoharjo, Banjarnegara, Kebumen, Klaten, Grobogan, Semarang, Rembang dan Pati.

Beberapa cara penanggulangan di kawasan tersebut yakni dengan cara droping air bersih oleh PDAM dan BPBD. "Perlu perluasan jaringan dari PDAM sehingga masalah kekeringan yang melanda setiap tahun dapat terselesaikan," tuturnya. Dilakukan pula pembuatan IPA, Reservoir dan pipa JDU dan JDB untuk mengatasi permasalahan kekeringan tiap tahun.

Untuk Kabupaten Sragen telah dibagun 10 tandon air Kap. 2000 lt atas kerjasama PDAM dan BRI, dibuat pula 13 sumur dalam di daerah selatan Sukoharjo sebagai solusi permanen dalam mengatasi bencana kekeringan. Daerah melalui Pemkab Kebumen juga telah menganggarkan dana dari APBD sebesar Rp 400 juta untuk bantuan air bersih. Untuk Grobogan, persediaan air bersih dilakukan dengan mengerahkan 513 tangki dari BPBD, Bakorwil, PMI dan PDAM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement