Jumat 14 Aug 2015 12:43 WIB

Darmin Nasution Harus Mampu Sinkronkan BI dan Kemenkeu

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjawab pertanyaan wartawan sebelum mengikuti serah terima jabatan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjawab pertanyaan wartawan sebelum mengikuti serah terima jabatan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Kondisi perekonomian Indonesia selama ini sangat didominasi oleh persepsi pasar. Hal tersebut perlu dilawan oleh berbagai macam kebijakan pemerintah.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani mengatakan dengan perombakan kabinet yang baru di bawah pimpinan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, diharapkan mampu membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Darmin memiliki cukup banyak pengalaman di struktural, apalagi dia berhasil meredam dampak krisis ekonomi pada 2008.

Kemenko Perekonomian yang membawahi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus dapat menjaga rupiah. "Bank Indonesia (BI) dan Kemenkeu perlu disinkronkan dan bisa saling menjaga. Selama ini lebih sering jalan masing-masing. BI ngapain dan Kemenkeu ngapain," ujar Aviliani saat dihubungi ROL, Jumat (14/8).

Koordinasi tersebut perlu dilakukan untuk meredam nilai tukar rupiah supaya tidak semakin melemah. Aviliani optimistis Darmin mampu melakukan itu. Menurutnya, mantan Gubernur BI ini berani dan bukan orang yang mengagung-agungkan paham 'asal bapak senang'. "Pak Darmin tipe orang yang kalau jelek, ya dia bilang jelek. Menteri memang harus begitu, jangan selalu lapornya yang bagus-bagus saja," ucap Aviliani.

Meski Darmin pernah disangkutkan oleh kasus penggelapan pajak Gayus Tambunan, Aviliani menyebut itu tidak masalah. "Kalau anak buah melakukan salah, bukan berarti atasannya juga salah," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement