Rabu 12 Aug 2015 12:05 WIB

Pedagang Mogok, Harga Daging Dikhawatirkan Semakin Tinggi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang daging sapi melakukan aksi dengan memasang poster di los daging Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (10/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pedagang daging sapi melakukan aksi dengan memasang poster di los daging Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mogok berjualannya, pedagang daging sapi beberapa hari ini bisa semakin memicu kenaikan harga. Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat, Dody Firman Nugraha, Ia khawatir aksi mogok para pedagang daging sapi justru akan membuat harga daging di pasaran semakin tinggi.

"Khawatirnya kalau pedagang mogok jualan justru harga daging sapi semakin melambung," ujar Dody kepada wartawan, Selasa (11/8).

Apalagi, kata Dody, kalau alasan mogok tersebuy karena kurang pasokan. Dinas Peternakan, telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak seperti feedloter, asosiasi pedagang daging dan lainnya. Hasilnya, dari sisi pasokan tidak ada kendala sama sekali.

"Pasokan dari feedlot itu sebenarnya lancar karena stok daging juga masih ada," katanya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari forum, kata dia,  stok daging sapi masih cukup. Karena masih ada sekitar 60 ribu ton.

"Itu cukup sampai dua bulan ke depan," katanya.

Dody mengatakan adanya pengurangan suplai daging kemungkinan karena adanya kekhawatiran feedlot terkait ketersediaan sapi di kandang. Feedlot, biasanya menyisakan 25 persen sapi di kandang.

"Populasi di kandang itu harus ada minimal 25 persenan, itu harus ada tidak boleh habis," katanya.

Terkait kenaikan harga dari pemasok, kata Dody, memang ada kenaikan. Namun, menurut para pemasok kenaikan harga tersebut masih dirasa wajar.

Harga berat hidup sapi, kata Dody, berkisar di angka Rp 37 ribu per kilogram ketika menjelang lebaran. Saat ini, harga berat hidup berada di angka Rp 45 ribu per kilogram.

"Tapi itu bertahap naiknya, tidak serta merta dari Rp 37 ribu langsung kadi Rp 45 ribu," katanya.

Dody menyayangkan adanya peristiwa mogok berjualan daging sapi. Meski begitu, Ia memahami kesulitan para pedagang yang merasa bingung dengan harga daging sapi yang semakin tinggi.

Menurut perhitungannya, kata Dody, jika harga berat hidup berada di kisaran Rp 45 ribu, maka nanti harga karkasnya bisa mencapai Rp 80 ribu. Dari harga itu, harga daging sapi nantinya bisa lebih dari Rp 100 ribu, padahal normalnya berada di kisaran Rp 90 ribu.

"Nah pedagang pasti bingung harus ngejual daging di harga berapa. Kalau dijual lebih dari Rp 130 ribu kan masyarakat pastu gak mau beli," katanya.

Sebelumnya, Artha Graha Peduli menggelar operasi pasar murah (OPM) daging sapi di sejumlah pasar yang ada Kota Bandung. Program ini dibuat, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di masyarakat.  Daging tersebut, dijual dengan harga Rp90 ribu/per kilogramnya dari tanggal 10 hingga 12 Agustus 2015.

"Kami dari Artha Graha Peduli Korwil III Jabar, terpanggil untuk membantu masyarakat," ujar Korwil III/Jawa Barat Bank Artha Graha Elvi Alimudin, di Bandung, Senin (10/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement