Senin 10 Aug 2015 15:27 WIB

AS Masih Ragu Naikkan Suku Bunganya

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
The Federal Reserve Bank of New York (File)
Foto: en.wikipedia.org
The Federal Reserve Bank of New York (File)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) memang meningkat. Hanya saja belum sebagus yang diharapkan.

Pengamat Mata Uang dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Eko Listianto mengatakan, hal itu terindikasi dari diulurnya kenaikan Fed Rate. "Mereka seperti berani dan nggak berani menaikkan suku bunganya, itu akhirnya membuat pasar membaca secara fundamental 'yakin nggak sih?' Seperti itu," jelasnya kepada Republika, Senin, (10/8).

Menurut Eko, The Fed tak akan terlalu banyak menaikkan suku bunganya. Kemungkinan hanya akan naik sekitar 0,25 persen.

Ia pun menyatakan, bila dolar AS terlalu kuat terhadap mata uang dunia. Maka AS justru akan mengalami kesulitan saat bertransaksi dengan berbagai negara lain.

"Mereka akan repot kalau berhubungan dagang dengan negara lain, kalau dagangan mereka tak laku, akibat nilai dolar yang terlalu tinggi, maka bermasalah juga bagi mereka (AS)," jelas Eko. Ia menambahkan, para pengamat ekonomi memprediksi The Fed akan naik pada September mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement