Ahad 02 Aug 2015 14:21 WIB

Semester I, 11 Emiten Baru Catatkan Saham di BEI

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar elektronik di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (22/7).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar elektronik di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Irmawati Amran, mengatakan data emiten baru sampai dengan 31 Juli 2015 saat ini sudah ada 11 emiten yang telah mencatatkan saham di BEI dengan nilai emisi Rp 8,92 triliun. Sekedar informasi, di sepanjang tahun lalu ada 24 emiten yang mencatatkan saham di BEI dengan nilai emisi Rp 9,12 triliun. BEI masih optimis target 32 emiten baru di sepanjang 2015 dapat tercapai.

Pada 30 Juli 2015, BEI telah menghentikan sementara perdagangan efek  dari PT Grahamas Citrawisata Tbk (GMCW) di pasar Reguler dan Pasar Tunai sejak sesi I Perdagangan Efek karena Keterlambatan Penyampaikan Laporan Keuangan Interim I per 31 Maret 2015. BEI juga memperpanjang sanksi suspensi perdagangan Efek untuk 4 Perusahaan Tercatat yaitu  PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) dan PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA).

Di sepanjang pekan ini, BEI juga menerbitkan pengumuman perubahan saham-saham yang masuk dalam penghitungan Indeks IDX30, Indeks LQ45, dan Indeks PEFINDO25 untuk periode Agustus 2015 sampai dengan Januari 2016. Untuk Indeks IDX30, BEI memasukkan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan mengeluarkan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Untuk Indeks LQ45, BEI memasukkan saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) untuk menggantikan saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Untuk Indeks PEFINDO25, ada sembilan saham yang dikeluarkan oleh PEFINDO yakni PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Bisi International Tbk (BISI), PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK), PT Link Net Tbk (LINK), PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NCRA), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Kesembilan saham tersebut menggantikan saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG), PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (ASMI), PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), dan PT Tifa Finance Tbk (TIFA).

Pengumuman lain yakni terdapat dua saham baru yang masuk dalam Daftar Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi efek bagi nasabah oleh Perusahaan Efek (secara marjin) dan dua saham yang masuk dalam Daftar Efek dengan pembiayaan penyelesaian transaksi efek bagi nasabah oleh Perusahaan Efek yang mengakibatkan posisi short (shortsell). Kedua saham tersebut adalah saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).

Namun demikian, terdapat 8 saham yang keluar dari Daftar Efek Marjin dan Daftar Efek Shortsell, yaitu PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Multipolar Tbk (MPPL), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement