REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian Indonesia sedang lesu. Oertumbuhan ekonomi Indonesia gagal menyentuh angka lima persen. Nilai dolar terhadap rupiah juga semakin tinggi, membuat rupiah semakin terpuruk.
Senior Manager PT Indomarco Prisamatama Bastari Akmal mengatakan keadaan ini tidak begitu berdampak besar pada bisnis Indomaret. Sebab, Indomaret sudah memiliki konsumen yang dalam kesehariannya berbelanja ke Indomaret.
"Kalau income mereka terkendala karena ekonomi sedang lesu pasti berdampak pada Indomaret, namun kami terus melakukan aktivitas promosi supaya penjualan tidak terkena dampaknya," katanya di Jakarta, Kamis, (30/7).
Pengaruh lesunya ekonomi, ujar dia, memang keliatan. Namun pengaruhnya tidak signifikan sebab Indomaret menjual produk-produk dasar yang selalu dibutuhkan.
Bisnis Indomaret itu lebih banyak dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi di dalam negeri sendiri. Kalaupun nilai dolar makin naik namun di sisi industri tidak ada PHK masal dan masyarakat tetap memiliki income rutin, maka penjualan akan terus berjalan.
"Makanya inilah yang lebih penting. Bagaimana menjaga agar dunia usaha terus bergerak sehingga masyarakat terus mempunyai income," kata Bastari.
Menurut dia, kenaikan Dolar tidak memberikan dampak langsung kepada Indomaret. Produk impor yang dijual di Indomaret kecil sekali hanya sebagai pelengkap saja.
"Kalaupun membeli produk impor juga dari suplier importirnya. Jadi kami tidak pernah impor secara langsung," katanya.