Kamis 30 Jul 2015 13:29 WIB

'Kemarau Mesti Jadi Momentum Kebangkitan Industri Garam'

Pabrik garam. Ilustrasi
Foto: .
Pabrik garam. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin meminta Kementerian Kelautan Perikanan dan Kementerian Perindustrian memanfaatkan musim kemarau panjang tahun ini. Pemanfaatan, salah satunya, agar kemarau panjang dijadikan sebagai momentum kebangkitan industri garam dalam negeri.

Politikus Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan, saat ini pelaku industri makanan olahan dalam negeri sudah berjanji akan menggunakan pasokan garam dalam negeri. 

"Bagus untuk mengembangkan rasa loyalitas pelaku industri pada penggunaan komponen bahan baku yang berasal dalam negeri sendiri," kata Andi Akmal, Kamis (30/7).

Legislator dari daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan (Sulsel) II itu menambahkan, nasionalisme yang dibangun oleh pelaku industri dapat berbentuk tingginya selera penggunaan produk dalam negeri. 

"Nantinya akan meningkatkan pertahanan ekonomi secara masif di seluruh nusantara," ujar Andi Akmal.

Saat ini, lanjutnya, produksi garam diperkirakan meningkat hingga 15 persen dari 2,55 juta ton di tahun 2014. Sedangkan kebutuhan garam tahun ini diperkirakan meningkat 10 persen dari kebutuhan total garam tahun lalu baik rumah tangga maupun industri, yakni sebesar 4 juta ton. 

"Artinya ada peningkatan kebutuhan garam sebesar 400 ribu ton," kata dia.

Terkait dengan impor garam, lanjutnya, merupakan langkah disloyalitas bangsa. Pemerintah saat ini sudah mengeluarkan izin kuota impor garam sebesar 397 ribu ton. Kebutuhan impor ini sebagai akibat rantai panjang lemahnya industri garam dalam negeri dalam memproduksi garam kebutuhan industri.

“Tugas Kementerian Kelautan Perikanan dan Kementerian Perindustrian untuk menjadi terdepan pada era kebangkitan garam nasional," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement