REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keadaan nilai tukar rupiah yang semakin melemah atau terdepresiasi dengan dolar AS ternyata berdampak terhada PT. PLN (Persero). Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono menyatakan untuk mengurangi beban akibat keadaan rupiah maka perusahaan lakukan upaya tertentu.
“Akibat melemahnya rupiah, PLN pada April 2015 melakukan melakukan transaksi lindung nilai,” kata Adi dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL, Kamis (30/7).
Ia menjelaskan, perusahaan melakukan hal tersebut sudah menjadi kewajiban untuk kelancaran aset PLN juga. Dalam kondisi tersebut, lindung nilai atau bisa juga dikatakan hedging dilakukan untuk menghadapi utang valas PLN.
Total aset Perseroan pada 30 Juni 2015 adalah Rp 622,5 triliun atau naik 1,87 persen dibanding 31 Desember 2014 sebesar Rp 611,1 triliun. Kenaikan total aset tersebut disebabkan jumlah aset tidak lancar yang mengalami peningkatan 2,1 persen menjadi Rp 536,8 dari Rp 525,6 triliun.
“Peningkatan ini disebabkan adanya investasi pada proyek-proyek yang masih terus berjalan terutama proyek pembangkit dan transmisi,” jelas Adi.