Senin 27 Jul 2015 15:24 WIB

PM Inggris akan Bahas Pendanaan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rep: c37/ Red: Satya Festiani
Foto udara pembangunan infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Patung Pemuda Membangun, Bundaran Senayan, Jakarta, Jumat (3/7).  (Antara/Sigid Kurniawan)
Foto udara pembangunan infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Patung Pemuda Membangun, Bundaran Senayan, Jakarta, Jumat (3/7). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris, David Cameron, akan mendarat di Jakarta siang ini (27/7) pada awal kunjungan empat hari ke Asia Tenggara. Kedatangannya untuk membahas pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor Inggris sampai 1 triliun poundsterling per tahun dan untuk mendapatkan 100 ribu lebih eksportir Inggris pada 2020, Cameron mengambil misi dagang pertama Parlemen baru Inggris untuk perkiraan daerah tumbuh sebesar 5 persen di tahun ini, dan dengan potensi untuk membuka peluang besar untuk pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi di Inggris.

Menggarisbawahi komitmen Pemerintah untuk 'One Nation, Perdana Menteri bergabung dengan 31 perwakilan bisnis dari setiap wilayah Inggris. Fokus dari kunjungan adalah membuka pintu untuk perdagangan masa depan, kesepakatan ini senilai lebih dari 750 juta poundsterling dan menciptakan 270 lapangan kerja baru di Inggris direncanakan akan ditandatangani pada pekan ini.

"Selama 20 tahun ke depan, 90 persen dari pertumbuhan global diharapkan datang dari luar Eropa dan Inggris harus siap untuk mengambil keuntungan dari hal itu. Itu sebabnya saya senang mengambil bisnis Inggris untuk pasar yang luas dan dinamis ini, menandatangani kesepakatan senilai lebih dari 750 juta poundsterling dan menciptakan kesempatan bagi para pekerja keras di Inggris," kata Perdana Menteri Inggris, David Cameron dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh ROL pada Senin (27/7).

Pemerintah Inggris juga akan menyediakan hingga 1 miliar poundsterling untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia melalui skema penjaminan ekspor. Pembiayaan ini bisa membuka jalan bagi pertumbuhan sebesar 200 juta poundsterling dari ekspor ke Inggris. Proyek yang ditawarkan termasuk sistem pengolahan limbah di Jakarta senilai 400 juta poundsterling dan proyek pembangkit listrik panas bumi senilai 66 juta poundsterling.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement