REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utang Luar Negeri (ULN) swasta pada akhir Mei 2015 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri, pengolahan, pertambangan, listrik, gas, dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor itu terhadap total ULN swasta mencapai 75,9 persen.
Pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan mengalami peningkatan.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara menjelaskan, di sisi lain pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan pada bulan sebelumnya. "Bank Indonesia memandang perkembangan ULN Mei 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," jelasnya, melalui siaran pers, Rabu, (22/7).
Bank Indonesia berencana bakal tetap memantau perkembangan ULN, terutama ULN sektor swasta. Hal ini agar ULN bisa berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.