REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2015 mendekati angka realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I yaitu 4,71 persen.
"Kuartal dua masih sama dengan kuartal satu, karena kita belum mendapatkan dampak yang kuat di kuartal dua," katanya di Jakarta, Rabu (22/7).
Agus mengatakan angka perkiraan tersebut telah mempertimbangkan kinerja belanja pemerintah, investasi dan konsumsi domestik yang belum menunjukkan adanya perbaikan dan masih mengalami tekanan. Namun, meskipun kinerja perekonomian pada semester I masih memperlihatkan adanya kelesuan, Agus mengharapkan kondisi mulai membaik, dan ekonomi kembali tumbuh pada semester II.
"Kita harus optimis semester dua akan lebih baik, sehingga ekonomi Indonesia bisa mencapai prestasi yang lebih baik pada angka perkiraan 5,0 - 5,4 persen pada kisaran bawah," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan fokus melakukan pembenahan dalam komponen belanja negara agar dapat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. "Belanja ini ingin kami percepat agar dampaknya terasa ke pertumbuhan ekonomi," katanya.
Menkeu menambahkan, untuk itu, instrumen belanja negara terutama belanja pemerintah akan dipercepat penyerapannya, karena sektor ekspor tidak bisa lagi menjadi andalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sektor ekspor dipastikan mengalami kontraksi setelah harga komoditas global mengalami pelemahan dan Cina yang menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia sedang mengalami perlambatan ekonomi.
"Itu pengaruh ke kita, terutama ke ekspor. Makanya fokus kami tahun ini bukan di eskpor, tetapi di belanja pemerintah," kata Menkeu.
Pemerintah telah memproyeksikan pada semester I-2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4,9 persen dan semester II-2015 bisa mencapai 5,5 persen, sehingga outlook pada akhir tahun mencapai 5,2 persen.
Pemerintah, sebelumnya telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, dari asumsi yang tercantum pada APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen, setelah pada triwulan I perekonomian nasional hanya tercatat tumbuh 4,71 persen.