REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Muktamar Muhammadiyah ke - 47, gerakan ekonomi Muhammadiyah menelurkan ide baru. Diantaranya adalah ide pengembangan lembaga usaha milik anggota Muhammadiyah.
Wakil sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah (MEK), Ikhwan Ridwan mengatakan, bahwa sudah saatnya Muhammadiyah memiliki lembaga khusus tentang pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah. Hal ini dikarenakan, banyak kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh anggota Muhammadiyah, seperti BPRS, BMT, Mini Market, dll nya, dianggap , tidak ada hubungannya dengan Muhammadiyah.
Padahal kontribusinya terhadap Muhammadiyah sangat jelas sekali. Diakui oleh Ikhwan, selama ini MEK tidak bisa berbuat banyak dengan usaha-usaha yang di kelola oleh anggotanya, karena ada batas ruang lingkup program yang di tetapkan oleh Muktamar sebelumnya.
Tugas utamanya adalah membina amal usaha Muhammadiyah ( AUM) 100 persen Muhammadiyah. Disisi lain banyak usaha-usaha yang dimiliki oleh anggota Muhammadiyah yang belum terintegrasi.
"Jika ini diintegrasikan saya yakin kekuatan ekonomi Muhammadiyah akan semakin dahsyat,"ujar Ikhwan.
Muhammadiyah dalam pengembangan ekonomi selama ini masih "percaya diri" dengan pengembangan rumah sakit dan pendidikan. Pada hal potensi potensi ekonomi yang dimiliki oleh Muhammadiyah sangat besar sekali.
Asal, lanjut Ikhwan, anggota-anggota yang berjiwa wiraswasta Muhammadiyah di beri payung hukum dan bagian yang tidak bisa terpisahkan antara Muhammadiyah dan anggota-anggotanya yang selalu berkontribusi terhadap kemajuan Muhammadiyah dalam bidang ekonomi dan penggalian dana segar. Baik dalam bentuk infak, sadakah, dan dividen.
Dengan adanya lembaga pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah, akan terjadi partisipasi ekonomi warga Muhammadiyah bisa dimaksimalkalkan. Apalagi fakta mengatakan saat ini banyak sekali usaha usaha yang dimiliki oleh warga Muhammadiyah.
Adanya lembaga pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah adalah sebuah strategi dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA). Dalan strategi ini Muhammadiyah membuat berbagai unit unit bisnis berbasis komunitas dengan modal yang dibangun melalui konsolidasi para anggota dalam bentuk saham saham yang disepakati.
Dengan model seperti ini dalam waktu dekat di Muhammadiyah akan muncul berbagai unit unit bisnis yang dibangun oleh warga Muhammadiyah. "Muhammadiyah siap dalam menghadapi persaingan pasar bebas,"ujarnya.