Ahad 19 Jul 2015 12:04 WIB

Dekati Masa Transisi, Anjungan Lepas Pantai Total Tambah Produksi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo Total (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Logo Total (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anjungan Lepas Pantai (platform) Jempang Metulang (JM1) di Lapangan South Mahakam, yang termasuk dalam Blok Mahakam mulai memproduksi gas dan kondensat untuk pertama kalinya (start up) secara aman pada pekan lalu. Produksi salah satu anjungan lepas pantai ini terjadi menjelang mulainya masa transisi Blok Mahakam kepada Pertamina.

Untuk saat ini, pembagian saham masih 50 persen untuk Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation. Presiden Direktur Total Hardy Pramono menjelaskan, Sumur pertama yang dibor, yakni JM-101, kini memproduksi gas sebanyak 32 juta kaki kubik dan kondensat sebesar 450 barel setara minyak per hari. Sementara itu, sumur berikutnya yakni JM-104, tengah dibor menggunakan Rig Hakuryu-10.

Produksi pertama di platform ini ini tercapai 80 hari lebih cepat dari jadwal dalam POD (Plan of Development) yang telah disetujui oleh SKK Migas.

Anjungan JM1 merupakan bagian dari proyek pengembangan South Mahakam tahap ketiga (SMK3) dan merupakan anjungan keempat di Lapangan South Mahakam Field. Tiga anjungan terdahulu adalah: Main Stupa (SP1), West Stupa (SP2) dan East Mandu (MD1), yang kesemuanya dibangun pada proyek pengembangan South Mahakam tahap kesatu dan kedua.

JM1 merupakan anjungan kaki tiga (tripod) yang dirancang oleh TEPI dan pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor lokal di Handil Yard (di Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara). Anjungan ini memiliki 6 slot (3 splitter slots and 3 single slots) untuk mengakomodari 9 sumur (7 sumur bagian dari SMK3, dan dua sumur lagi di masa mendatang) dengan kapasitas 120 MMscfd.

Keseluruhan bobot untuk top side (deck) mencapai 950 ton sedangkan kakinya (jacket) berbobot 720 ton. Seluruh pekerjaan rekayasa dilakukan di bawah pengawasan para personel Total.

Anjungan baru ini tersambung dengan platform sebelumnya (East Mandu-MD1) melalui sebuah pipa baru berdiameter 12 inch sepanjang 7,7 km, sementara MD1 terhubung melalui pipa berdiameter 24 inch sejauh 10 km dengan pipa ekspor utama South Mahakam berdiameter 24 inch sepanjang 64 km. Gas yang dihasilkan dari Lapangan South Mahakam diproses di Peciko Processing Area (PPA) yang berada di Senipah. Dari Senipah gas dikirim ke Bontang melalui pihak 42 inch, yang merupakan produksi dari lapangan-lapangan: Peciko, Bekapai dan South Mahakam.

Proyek SMK3 sendiri dimulai pada 26 April 2013 dengan durasi 24 bulan. Anjungan dan pipa-pipa telah siap enam minggu lebih cepat dari jadwal dan diserahkan kepada tim operasi pada 21 April 2015.

“Dengan konsep ini, seluruh sumur di JM1 dapat dibor 113 hari lebih cepat, dan menghemat 37 juta dolar AS, dibandingkan kalau menggunakan arsitektur berat. Dan hal ini merupakan capaian penting TEPI dalam pengembangan Blok Mahakam,” ujar Hardy, Sabtu (18/7).

Lapangan South Mahakam merupakan salah satu lapangan produksi yang dikelola Total yang berada di bawah unit produksi dan pemrosesan gas Senipah Peciko dan South Mahakam (SPS). Terletak 70 km dari lepas pantai SPS, Lapangan South Mahakam telah memproduksi gas sejak 2012. Dengan berproduksinya sumur JM-101, produksi lapangan South Mahakam mencapai 315 juta kaki kubik (gas) dan 13.600 barel setara minyak per hari (kondensat). Puncak produksi Lapangan South Mahakam diperkirakan pada 330 juta kaki kubik (gas) dan 14.000 barel setara minyak perhari (kondensat).

"Dengan produksi dari aset baru ini diharapkan produksi dari Blok Mahakam dapat dipertahankan," ujar Hardy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement