Ahad 12 Jul 2015 12:57 WIB

Investor Eropa Tertarik Biayai Infrastruktur Indonesia

Foto udara pembangunan infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Patung Pemuda Membangun, Bundaran Senayan, Jakarta, Jumat (3/7).  (Antara/Sigid Kurniawan)
Foto udara pembangunan infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Patung Pemuda Membangun, Bundaran Senayan, Jakarta, Jumat (3/7). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Rini M. Soemarno mengatakan sejumlah pengusaha asal Eropa menyatakan komitmen untuk ikut ambil bagian dalam membiayai pembangunan infrastruktur, seperti tol, pelabuhan, bandara, dan pembangkit listrik.

"Saya minggu lalu berkunjung ke Eropa, ke negara Jerman, Belanda dan Inggris bertemu dengan pengusaha di sana. Umumnya mereka tertarik berinvestasi di Indonesia," kata Rini di sela acara "Mudik Bareng BUMN 2015" di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Ahad (12/7).

Menurut Rini, dalam perbincangannya tersebut, para pebisnis Eropa antusias menanyakan bagaimana dan apa saja yang menjadi prioritas pembangunan di Indonesia. "Kita sampaikan, kita sedang membangun pembangkit listrik, tol, dan pelabuhan. Mereka tertarik. Inggris, misalnya, dalam hal pembiayaan siap menggandeng Bank Ekspor Kredit Inggris, sedangkan Jerman siap bekerja sama dengan KFW," ujarnya.

Rini menjelaskan beberapa di antara perusahaan tersebut sudah ada yang telah berinvestasi di Indonesia, seperti Siemens yang memproduksi komponen ataupun turbin di Cilegon. "Mereka berharap bisa mengembangkannya lebih lanjut. Akan tetapi, kita akan lebih senang jika turbin-turbin itu dibuat di Indonesia minimal 20-50 megawatt sehingga program pengembangan listrik 35.000 megawatt akan banyak menggunakan produk lokal," ujar Rini.

Dengan Belanda, Rini mengaku sudah bertemu dengan pengelola Port Rotterdam. "Ada semacam isyarat mereka siap bekerja sama dengan Pelindo III mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung," katanya.

Meski begitu, Rini tidak memerinci lebih lanjut nilai komitmen pembiayaan yang bisa diinvestasikan pengusaha asal Eropa tersebut. "Belum, masih dijajaki, terutama soal pembiayaan jangka panjang dengan bunga yang aktraktif," ujarnya.

Mereka menekankan bahwa dalam pembiayaan investasi akan berpartisipasi dalam proyek listrik ramah lingkungan apakah itu dengan gas atau energi terbarukan. Eropa itu, kata Rini, terkenal dengan pembangkit dengan teknologi kincir air, tenaga ombak, hidropower, shower panel. "Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, perlunya memanfaatkan energi terbarukan dalam pembangkit tenaga listrik ke depan sehingga tidak hanya batu bara karena bagaimanapun tingkat polusinya lebih tinggi," ujar Rini.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement