Rabu 08 Jul 2015 15:23 WIB

Antisipasi Krisis Yunani, JK: Jalankan Ketahanan Ekonomi Nasional

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: @Pak_JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yunani telah menyatakan menjadi negara bangkrut setelah tak mampu membayar utang pada International Monetary Fund (IMF). Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut krisis ekonomi yang menimpa Yunani tak akan berpengaruh di Indonesia. 

"Pasti (tidak ada pengaruh)," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (8/7).

Menurut JK, untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa di Indonesia, pemerintah harus menjalankan ketahanan ekonomi nasionalnya. "Yah kita inikan yang penting menjalankan ketahanan ekonomi nasional," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs juga menyatakan tak khawatir terkait dampak krisis Yunani terhadap perekonomian domestik. Sebab, hal tersebut sudah diantisipasi oleh banyak pihak sebelumnya.

"Kami melihat kondisi di Yunani bukan hal yang baru. Kita harapkan pengaruhnya tidak terlalu besar (terhadap Indonesia)," kata Peter, Senin (6/7).

Seperti diketahui, Yunani sudah memastikan tidak dapat membayar utang senilai 1,54 miliar euro atau sekitar Rp22 triliun kepada International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo pada hari tersebut.

Peter menuturkan, Indonesia juga relatif sedikit dalam menjalin kerja sama perdagangan dengan Yunani sehingga diperkirakan tidak akan banyak berpengaruh terhadap perekonomian di Tanah Air.

Namun, terkait pasar keuangan, pihaknya masih terus melihat bagaimana para investor melihat krisis tersebut dalam konteks volatilitas dalam dolar AS.

Peter menambahkan, BI tidak akan ragu untuk turun ke pasar apabila ada volatilitas yang di luar kewajaran dan melakukan intervensi secara terukur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement