Selasa 07 Jul 2015 15:24 WIB

ADB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Paling Tinggi Lima Persen

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Satya Festiani
Asian Development Bank (ADB)
Foto: brecorder.com
Asian Development Bank (ADB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015. ADB memprediksi ekonomi Indonesia hanya bisa tumbuh maksimal 5 persen.

Deputi Country Director ADB Edimon Ginting memaparkan ada tiga alasan penting mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mentok di angka 5 persen. Sebelumnya, ADB memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 5,2 persen. "Ada beberapa hal yang di luar ekspektasi," kata Edimon di Jakarta, Selasa (7/7).

Alasan pertama mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia mentok di angka 5 persen karena kontribusi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah. Ini lantaran rendahnya penyerapan anggaran belanja serta masih minimnya realisasi penerimaan pajak.

Selain itu, karena tertundanya dampak reformasi ekonomi yang telah dilakukan seperti pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan penyederhanaan perizinan investasi. "Pengalihan subsidi BBM ke infrastruktur tidak bisa langsung terasa," ucap dia.

Adapun faktor terakhir adalah masih terpukulnya kinerja ekspor akibat rendahnya harga komoditas dan melemahnya perekononian negara mitra dagang seperti Cina.

Pemerintah sebenarnya juga sudah dua kali merevisi pertumbuhan ekonomi dari 5,7 persen dalam APBNP 2015 menjadi 5,4 persen. Kemudian direvisi lagi menjadi 5,2 persen

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement