Kamis 02 Jul 2015 16:32 WIB

Krisis, Anak Muda Yunani Alami Kesulitan Hadapi Masa Depan

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Masyarakat Yunani terpukul dengan krisis ekonomi yang dialami negaranya. Pengangguran meningkat, sementara daya beli menurun.
Foto: AP
Masyarakat Yunani terpukul dengan krisis ekonomi yang dialami negaranya. Pengangguran meningkat, sementara daya beli menurun.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA – Yunani telah dilanda krisis bahkan negara tersebut tidak bisa membayar hutangnya kepada International Monetary Fund (IMF) pada waktu jatuh temponya. Dalam keadaan tersebut, data pengangguran meningkat dan kesejahteraan social pun tertanggu.

 

Dani Lordake (21) terpaksa berhenti kuliah demi membantu ibunya membayar tagihan. “Saya tidak melihat adanya masa depan di Yunani,” kata Lordake seperti yang dilansir oleh eubusiness pada Kamis (2/7).

 

Padahal, ia merasa Yunani bukanlah sebagai negara yang buruk bahkan menyenangkan. Ia merasa Yunani sebagai negara yang indah namun Lordake menyatakan tidak bisa membayangkan hidup di negara tersebut dengan perjuangan setiap hari.

 

Dengan pengangguran kaum muda yang hampir 50 persen dan gagalnya negosiasi dengan kreditur internasional maka membuat banyak penduduk di Yunani ke luar negeri. “Adikku tinggal di Spanyol, sahabatku di Jerman. Saya juga memiliki beberapa teman di Inggris, Norwegia, Swedia, Belanda, Belgia, Perancis dan bahkan di Polandia," kata Lordake.

Lebih dari 200 ribu orang Yunani telah pindah dari negara tersebut sejak krisis keuangan dimulai pada 2010. Menurut sebuah lembaga di Yunani, mereka banyak yang memutuskan ke luar negeri karena kelangkaan pekerjaan, upah yang menyedihkan, korupsi endemik dan kurangnya meritokrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement