Kamis 02 Jul 2015 15:31 WIB

Pertamina Kebut Pengerjaan Kilang Bontang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kilang Bontang
Kilang Bontang

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN - Pembangunan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur ditargetkan rampung pada 2019 mendatang. Kilang berkapasitas 300 ribu barel ini nantinya akan mulai dibangun pada pertengahan 2017.

Artinya, kilang minyak Bontang yang masuk dalam program New Grass Root Refinery ini hanya membutuhkan waktu 2,5 tahun masa pembangunannya. Direktur Pengolahan Pertamina PT Pertamina (persero) Rachmad Hardadi menjelaskan, target ini lebih cepat dari periode seharusnya yaitu 4 tahun karena mengejar pemenuhan konsumsi BBM dalam negeri yang terus meningkat.

"Ini belum pernah terjadi loh sebelumnya, kilang hanya 2,5 tahun. Tapi kalau pemerintah dukung penuh pasti bisa. Misalnya dalam hal pola seleksi dan pola tender. Misal ada unsur dari KPK. Jangan sampai ada keseleo," jelas Rachmad di sela kunjungannya ke Refinery Unit V di Balikpapan, Kamis (2/7).

Rachmad melanjutkan, pembagunan kilang Bontang akan menelan dana 8 hingga 10 miliar dolar AS. Angka ini pun telah dipangkas dari angka seharusnya, 12 miliar dolar AS. Ketersediaan perlengkapan pendukung di sana yang merupakan bagian dari PT Badak NGL, membuat biaya pembangunan lebih rendah.

Nantinya, lanjut Rachmad, Pertamina bersama dengan pemerintah akan menjaring partner bisnis atau join partnership untuk berinvestasi dalam pembangunan kilang. Bila sesuai dengan target, maka awal Januari 2016 mendatang Pertamina akan memulai tahapan "site preparation".

Mengenai pihak swasta yang akan digandeng, Rachmad enggan menyebutkan lebih rinci. Dia menekankan, partner bisnis untuk Kilang Bontang nanti harus bisa memasok minyak mentah setidaknya hingga 50 tahun ke depan. Rachmad menilai, komitmen pasokan menjadi penting sebab hal ini lah yang menjadi kunci sebuah kilang beroperasi.

"Karena untuk operasikan kilang, 93 persen faktor dari continuity crude, dari ketersediaan pasokan minyak mentah," ujar Rachmad.

Rachmad menambahkan, rencana pembangunan kilang minyak Bontang sebelumnya telah mendapat restu dari pemerintah. Awal Juli ini, Pertamina bersama dengan PT Badak NGL dan didampingi staf ahli kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, telah meneken komitmen untuk mempercepat proses pembangunan kilang minyak Bontang.

Sebagai informasi, kilang minyak Bontang nantinya akan menempati lahan seluas 400 hektar, di atas lahan yang tersedia seluas 600 hektar milik PT Badak NGL. Program pembangunan kilang baru ini nantinya akan memenuhi keperluan BBM yang setara 2,4 sampai 2,8 juta barel minyak mentah per hari dalam 10 tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement