Rabu 01 Jul 2015 06:15 WIB

Badak LNG Tunggu Pemerintah Soal Mahakam

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Satya Festiani
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- PT Badak LNG menunggu kebijakan pemerintah terkait status kepemilikan saham koperasi pasca keputusan atas hak kelola Blok Mahakam. Pasalnya, pembagian share holder Badak LNG saat ini terbagi atas 55 persen untuk PT Pertamina (persero), 20 persen Vico, 15 persen untuk JILCO, dan Total E&P Indonesie sebesar 10 persen.

Padahal, porsi saham atas Blok Mahakam telah diputuskan hanya 30 persen untuk Total dan Inpex, sisanya untuk Pertamina dan daerah. Perlu diketahui bahwa 81 persen pasokan gas alam kepada Badak LNG saat ini berasal dari Total.

Senior Manager Corporate Communication Badak LNG Ferry Sulistyo Nugroho mengaku korporasi belum mendapat instruksi apapun dari pemerintah. Pihaknya mengaku akan menjalankan apapun keputusan pemerintah, toh kepemilikan mayoritas atas Badak LNG dimiliki oleh Pertamina.

"Kami juga belum tahu seperti apa kepemilikan Badak. Karena akta kepemilikan berlaku sampai 2017. Setelah ini tergantung pemerintah. Apakah akan bergabung dengan Pertamina atau berdiri sendiri, sebagai Badak LNG. Kami pastikan SDM kami full skill dan kami lakukan inovasi," jelas Ferry, di sela kunjungan media massa di Kompleks Badak LNG, Selasa (30/6).

Di sisi lain Ferry menambahkan, pihaknya berharap agar produksi gas dari Blok Mahakam bisa melonjak naik setelah diambil alih PT Pertamina (persero). Pasalnya, pasokan gas alam dari blok Mahakam yang 81 persennya oleh Total E&P Indonesie semakin menurun.

Pada tahun 2001, Badak LNG sempat mencapai puncak produksinya dengan menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun). Namun saat ini, produksinya menurun nyaris drastis. Statistik perusahaan mencatat, pada 2010 saja produksi LNG hanya 16,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun) dan trendnya semakin menurun.

Ferry mengungkapkan, besar harapan dari korporasi agar operator Mahakam selanjutnya, Pertamina, mampu menggenjot produksi gas alam.

"Sebetulnya fenomena penurunan produksi hal yang alamiah. Tapi kami berharap produksi Mahakam naik setelah dipegang Pertamina," jelas Ferry.

Sebelumnya, VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menegaskan, Pertamina sangat siap mengelola Mahakam secara mandiri. Bahkan apabila Total memutuskan untuk tidak menerima tawaran porsi 30 persen bersama dengan Inpex Corporation. Wianda menyebut, secara teknologi dan tenaga ahli, Pertamina siap kelola Mahakam bahkan untuk menjaga produksi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement