Rabu 01 Jul 2015 06:00 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi hanya 4,9 Persen

Rep: C91/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.
Foto: dok Republika
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini dinilai masih kurang efektif. Ekonom Senior Standard Chartered Eric Sugandi bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun hanya mencapai 4,9 persen.

"Awalnya kita sudah mulai dari 4,7 persen. Jadi berat kalau mau di atas lima persen," jelas Eric kepada Republika, di Jakarta, Selasa, (30/6). Ia menambahkan, sebenarnya bisa saja mencapai lima persen tapi berat bila sampai 5,4 persen atau di atasnya.

Ia mengakui, pada kuartal II 2015 pertumbuhan memang agak membaik, tapi masih berat untuk sampai ke lima persen. "Anggap kuartal kedua kita tumbuh 4,9 atau 4,8 persen, agar sampai ke lima persen kan kita perlu tingkatkan di kuartal berikutnya. Nah bisa nggak?" Tuturnya.

Eric menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menurun. Pada 2010 mencapai 6,4 persen, 2011 turun menjadi 6,2 persen, lalu 2012 menjadi 6 persen. Selanjutnya 2013 tumbuh 5,6 persen, kemudian turun menjadi 5 persen pada 2014.

Menurutnya, ada empat faktor penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi. Pertama lemahnya harga komoditas, kedua pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, ketiga stabilitas politik, dan terakhir lambatnya belanja modal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement