REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian Dedi Nurhamsyah menyebut, meskipun membawa dampak kekeringan di laha  sawah irigasi, El Nino juga membawa potensi berkah bagi lahan rawa.

"Misalnya di Kalimantan Selatan justru diuntungkan karena adanya El Nino karena rawa yang tadinya basah, kini bisa ditanami," kata dia, Selasa (30/6). Karenanya, produktivitasnya pun naik dan luas lahan pertanian bertambah.

Dikatakannya, lahan kekeringan akibat El Nino seluas 222.847 hektar mengundang potensi kehilangan produksi 5 ton per hektare.

Artinya, akan ada kehilangan panen gabah hingga lebih dari 1 juta ton. Tapi di sisi lain, lahan rawa berpotensi menghasilkan panen dengan luas lahan 509 ribu hektar dengan produktivitas 4-5 ton per hektar alias mencapai 2,2 juta ton gabah kering panen.

El Nino moderat, kata dia, sebagaimana ditunjukkan BMKG akan terjadi pada musim hujan atau periode Oktober-Maret 2015. Ia juga diprediksi terjadi lagi di musim kemarau April-September 2015.

"Riwayat El Nino yang kita alami yaitu El Nino lemah pada tahun 1991 dan 2009. El nino moderat pernah melanda pada 1997. El Nino kuat tidak pernah terjadi," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika