REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Standard Chartered Eric Sugandi menyatakan rupiah kemungkinan terus melemah terhadap dolar AS. Ia bahkan memprediksi rupiah bakal tembus Rp 13.900 per dolar AS sampai akhir tahun.
"Kalau saya sih, rupiahnya tim forex (foreign exchange atau valuta asing) research kami agak 'bearish' ya ke Rp 13.900, tetapi itu dengan kenaikan BI rate," jelasnya di Jakarta, Selasa, (30/6). Menurutnya, perkiraan Rp 13.900 per dolar AS merupakan skenario yang konservatif.
Ia pun menyebutkan, penguatan dolar terhadap seluruh mata uang dunia atau superdolar menjadi faktor utama yang memengaruhi pelemahan rupiah. Begitu pula dampak indirect dari peristiwa Yunani yang terancam keluar dari Uni Eropa.
Sebelumnya, Yunani harus membayar utang senilai 1,6 miliar euro kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Sejumlah negara lain di Eropa bersedia memberikan dana talangan untuk Athena dengan beberapa syarat perubahan anggaran, namun tampaknya Yunani tak menerima syarat itu.