REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Perseroan Terbatas Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, mulai menyosialisasikan penggunaan mata uang rupiah di kalangan pengusaha yang biasa mengirimkan barang melalui jasa transportasi laut.
"Sejauh ini memang masih banyak pengusaha yang menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat dalam melakukan transaksi, proporsinya sekitar 50--60 persen dari keseluruhan transaksi yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas," kata General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas Tri Suhardi, Senin (29/6).
Menurut dia, beberapa aktivitas perdagangan yang masih menggunakan mata uang rupiah, di antaranya pada pengiriman barang melalui Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) dan pengiriman barang curah, di antaranya untuk komoditas jagung, kedelai, gula, BBM, dan metanol.
Pihaknya berharap mulai 1 Juli mendatang tidak lagi ada pengusaha yang menggunakan mata uang dolar AS sehingga transaksi valuta asing tidak lagi ditemui di Pelabuhan Tanjung Emas.
"Sejauh ini pengusaha menyambut peraturan tersebut dengan baik. Meski demikian, kami menyadari mereka perlu waktu untuk menerapkan kebijakan ini secara penuh," katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menilai penggunaan mata uang rupiah penting untuk menjaga inflasi karena dengan begitu ketergantungan transaksi lokal terhadap dolar AS akan berkurang.