REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Pemerintah Indonesia telah menyiapkan dana sebesar Rp3 triliun untuk memantapkan keikutsertaan dalam Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang diprakarsai oleh Cina.
"Pokoknya di 2016 kita ada PMN sekitar Rp3 triliun untuk AIIB tahap satu," katanya di Jakarta, Kamis (25/6).
Menkeu menambahkan, selain mengalokasikan dana keikutsertaan di APBN, dan Indonesia siap untuk mengajak beberapa negara lain agar memiliki posisi tawar "voting rights" dalam lembaga multilateral yang telah diikuti 57 negara ini.
"Kita mengajak tiga atau empat negara, tapi mayoritas ASEAN, kecuali ASEAN ada Maladewa juga," ujarnya.
Pembentukan AIIB dilakukan di Beijing untuk mendukung konektivitas, integrasi dan peningkatan ekonomi secara keseluruhan serta meningkatkan daya saing Asia dan untuk menutup kesenjangan dalam pembiayaan infrastruktur yang belum dipenuhi bank pembangunan multilateral lain.
Bagi Indonesia, pendirian AIIB ini penting, karena bermanfaat untuk akselerasi pembangunan sektor infrastruktur di dalam negeri yang mencakup sektor energi, transportasi, telekomunikasi pembangunan pertanian dan infrastruktur pedesaan, sanitasi dan air bersih, perlindungan lingkungan, logistik dan sektor produktif lainnya.