REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (persero) sekali lagi menegaskan kesiapannya apabila harus mengelola Blok Mahakam secara mandiri. VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan, pihaknya masih menunggu respon dari pihak Total E&P Indonesie secepatnya.
Pernyataan Wianda ini dia katakan, lantaran pihak Total hingga hari ini masih bungkam soal keputusan pemerintah untuk memberikan 30 persen saham pengelolaan Blok Mahakam kepada Total dan Inpex Corporation. "Kita sih siap ya. Mungkin belum ada tanggapan dari Total. Dari kita menunggu secepatnya proses ini. Karena nanti akan ada tim yang mengkaji dan dibantu SKK Migas untuk alih kelola. Karena apabila persiapan ini tidak berjalan sesuai rencana, kalau Pertamina harus mengelola sendiri, kita siap," jelas Wianda, Selasa (23/6).
Pertamina, lanjut Wianda, sebetulnya sangat siap mengelola Mahakam secara mandiri apabila Total memutuskan untuk tidak menerima tawaran porsi 30 persen bersama dengan Inpex Corporation. Wianda menyebut bahwa Pertamina masih berusaha menghormati keputusan pemerintah.
"Dari dulu kami siap. Itu Keputusan pemerintah ya harus dijalankan," katanya lagi.
Mengenai nasib karyawan Total yang sebesar 4 ribu orang, Wianda menjelaskan nantinya Pertamina akan menggunakan mekanisme yang sama ketika Pertamina mengambil alih blok Offshore North West Java dari British Petroleum tahun 2009 lalu.
"Aku mengacu pada 2009. Itu kita ambil dari BP. Mereka dulu 100 persen masuk ke Pertamina. 400 orang," ujarnya.
Selain itu, Wianda juga menyatakan bahwa Serikat Pekerja Pertamina telah menghadap Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto untuk menyampaikan dukungannya. Di sisi SDM, Wianda melanjutkan, Pertamina sangat siap.
"Serikat pekerja sudah bertemu dengan dirut dan mereka mendukung Pertamina. Dan ingin berkontribusi. Kami pada intinya siap mengerjakan sendiri. tapi kita ingin ada timeline yang jelas," lanjutnya.