REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi kemacetan di jalur pantura. Diantaranya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melakukan sewa lahan selama dua pekan untuk membuka jalan alternatif ketimbang menunggu urusan pembebasan lahan yang belum kunjung rampung.
"Kita akan menyewa dulu lahan tersebut, jangan sampai mau dibayarkan lahannya tidak sepakat dan nyewa pun tidak diperkenankan," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU-Pera Hediyanto W. Husaini, Ahad (21/6).
Namun, ia tetap berharap kesepakatan pembelian tanah bisa segera selesai. Sebelumnya, ia bersama tim juga telah meninjau lokasi pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang, bergerak menuju ruas jalan Slawi-Wangon yang juga biasa dilalui para pemudik. Dilaporkan, pada ruas tersebut terdapat tanjakan Ciregol yang beberapa waktu lalu mengalami tanah amblas. Peninjauan berlanjut ke lalu Majenang dan menyusuri jalur Selatan Jawa Barat hingga kembali ke Jakarta.
Hediyanto menetapkan target kepada kontraktor agar dapat mengupayakan jalan tol Pejagan-Pemalang dapat dilewati pada H-8 atau pada 10 Juli 2015. Dengan begitu, jalan ditargetkan dapat dilewati sebagai jalan alternatif memecah kemacetan di Pantura. “Sepuluh Juli kita upayakan sudah dapat digunakan sampai Brebes, dengan kondisi jalan kerikil tapi sudah dipadatkan, kerikil bagus," katanya.
Seperti diketahui, pada lokasi pembangunan jalan tol ruas Pejagan-Pemalang untuk Seksi I yaitu dari Pejagan sampai Brebes, masih terdapat sekitar tujuh bidang lahan yang tidak menemui kesepakatan harga. Sementara itu di lokasi tanah amblas di Ciregol, Brebes Jawa Tengah, yang merupakan salah satu jalan utama arus mudik yang menghubungkan Brebes ke Purwokerto, jalan eksistingnya sudah bisa dilaluli dan dalam kondisi mantap untuk arus mudik dan arus balik.