REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mempunyai pandangan berbeda terkait dana aspirasi DPR RI sebesar Rp 11,2 triliun. Menurut Hipmi dana sebesar itu lebih produktif bila dipakai untuk melakukan subsidi bunga pelaku usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Lebih produktif kalau dana tersebut dialihkan saja untuk subsidi bunga pelaku UMKM. Lebih tepat sasaran,” ujar Ketua Bidang Organisasi BPP Hipmi Anggawira, Sabtu, (20/6).
Jika dana sebesar itu digelontorkan ke dewan, kata dia, hanya akan memicu konsumsi dan inflasi di daerah. Sedangkan pelaku UMKM secara terang-terangan terbukti mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan dana sebesar itu bila dipakai untuk subsidi bunga UMKM maka akan memacu ekspansi kredit UMKM bisa saja dua sampai tiga kali lipat dari realisasi kredit UMKM saat ini,” kata Angga.
Saat ini subsidi bunga sebesar Rp 1 triliun untuk pelaku UMKM masih terbilang kecil. Pihaknya berharap agar nilai subsidi ini terus meningkat secara berkala. Pada 2014, outstanding kredit UKM sebesar Rp 619,40 triliun pada 2015 telah mencapai Rp 684,49 triliun dengan non performing loan (NPL) sebesar 4,2 persen.
Dengan adanya subsidi bunga maka Hipmi memproyeksikan akan terjadi peningkatan penyaluran kredit UMKM hingga dua kali lipat. Tak hanya itu, subsidi bunga ini juga akan menurunkan NPL kredit UMKM.
Saat ini NPL kredit UMKM masing-masing sebesar 4,6 persen untuk pertanian, 3,2 persen untuk pengolahan, dan perdagangan sebesar 4,1 persen. Tak hanya itu, subsidi bunga juga dinilai akan meringankan cost of fund atau biaya dana UMKM.