Selasa 16 Jun 2015 06:46 WIB

Ekspor-Impor Anjlok, Tanda Indonesia Masuk Masa Krisis

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
Ekspor Impor (ilustrasi)
Foto: Republika
Ekspor Impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Didik J Rahbini mengingatkan pemerintah untuk segara melakukan langkah penyelamatan untuk perekonomian Indonesia. Hal ini diungkapkan menanggapi rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, ekspor Indonesia setahun terlahir anjlok sebesar 15 persen. Ekspor Mei terhadap April bahkan turun 4 persen. Nilai impor bahkan juga turun. Hal ini dinilai sebuah sinyal bagi pemerintah bahwa perekonomian Indonesia masuk ke kondisi krisis.

Didik menjelaskan, sebetulnya penurunan ekspor itu sudah terjadi sejak tahun 2012 hingga 2013 atau 2 tahun terakhir pemerintahan Presiden SBY.

"Sayangnya, ini berlanjut pada masa Jokowi dan tidak ada respon kebijakan pada masa pemerintahan Jokowi. Kalau begini saja ya ekspor ini akan terancam terus. Dan nilai tukar rupiah akan susah menguat," jelas Didik, Senin (15/6).

Dengan kondisi ini, ditambah dengan pertumbuhan turun dari 5 persen mendekati 4 persen, Didik menilai pertumbuhan rendah dan menuju ke resesi dan dampaknya akan meluas.

"Tim ekonomi Jokowi kurang solid. Sudah tidak dipercaya karena pelaku pasar. Ya karena kinerjanya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement