Sabtu 13 Jun 2015 22:25 WIB

Mentan Minta Pedagang Jangan Manfaatkan Momen Lebaran

Rep: C25/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian mengimbau kepada para pedagang agar tidak menjadikan Ramadhan momentum untuk menaikkan harga setinggi-tingginya. Imbauan tersebut bahkan disampaikan langsung kepada sejumlah pedagang, yang berada di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu (13/6) siang.

Andi juga menerangkan kebiasaan yang terjadi, yang mana saat petani dan pedagang tersenyum, kemungkinan konsumen akan teriak, sedangkan saat konsumen tersenyum, petani dan pedagang yang akan teriak. Ia juga merasa heran saat petani mengaku telah menjual harga dengan murah, akan tetapi konsumen merasa harus membeli dengan harga yang mahal. Maka dari itu, meminta pedagang untuk tidak memanfaatkan waktu untuk menaikkan harga.

"Kita mengimbau kepada para pedagang, jangan gunakan momentum ini untuk menaikan harga setinggi-tingginya," kata dia.

Andi menjelaskan kalau di Pasar Induk sendiri, harga bawang merah untuk grosir adalah sebesar 19.500 rupiah per kilogram, sementara, harga bawang yang sudah dibawa dari Brebes pada Operasi Pasar Bawang Merah, hanya seharga 17.000 rupiah per kilogram.

Untuk menjualnya, Andi meminta para pedagang untuk tidak mengambil untung terlalu banyak, dengan menambah seribu atau dua ribu saja dari harga 17.000 tersebut, agar tidak memberatkan konsumen. Andi menuturkan jika hal tersebut dilakukan lantaran para pedagang di daerah, khususnya Brebes, sudah menjual dengan harga yang cukup murah yaitu 10 atau 11 ribu rupiah saja.

Menurutnya, hal itu juga menjadi alasan bawang merah dari Brebes tersebut diminta untuk langsung dibawa ke Jakarta. Andi juga menyebut kalau harga sudah bisa stabil apabila harga tertinggi yang dijual para pedagang adalah 20 ribu rupiah per kilogram.

Perihal kelakuan para pedagang nakal yang mungkin akan menjual dengan harga tinggi, Andi meragukan hal tersebut karena akan sulit karena harus untuk bersaing dengan yang lain. Apabila para pedagang menjual dengan harga yang tidak terlalu jauh dari harga petani, menurut Andi, itu termasuk kepedulian kepada 100 juta petani di Indonesia, yang juga ingin berbahagia dan menikmati bulan suci Ramadhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement