Jumat 12 Jun 2015 17:14 WIB

BII-JICA Kolaborasi Fasilitas Pinjaman Dua Tahap ke PT JIAEC

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
BII
Foto: Prayogi/Republika
BII

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menjalin kerja sama dalam penyediaan fasilitas pinjaman dua tahap (two step loan) kepada PT Japan Indonesia Economic Center (PT JIAEC). JICA baru pertama kali melakukan penyediaan fasilitas pinjaman dua tahap kepada sektor swasta melalui bank swasta.

 

Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Business Banking BII Jenny Wiriyanto, Direktur Keuangan BII Thila Nadason dengan General Director of Private Sector Partnership and Finance Department JICA Japan Tanaka Yasushi dan President Director JIAEC-Japan Shibata Masayo serta Direktur Utama  PT JIAEC H Wahju Juliarso.

Penandatanganan juga disaksikan Minister Atase Ekonomi Jepang untuk Indonesia Kijima Yoshiko, Dirjen Pembinaan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Khairul Anwar dan Wakil Wali Kota Depok H Nur Mahmudi Is'mail, di Depok, Jawa Barat, Jumat (12/6).

 

Dalam kerja sama tersebut, BII menyediakan pinjaman berjangka sebesar 80 juta Yen kepada PT JIAEC dengan sumber pendanaan dari JICA melalui program Private Sector Investment Finance (PSIF).

Pinjaman berjangka waktu 10 tahun ini akan digunakan PT JIAEC untuk membiayai pembangunan gedung pusat pelatihan (trainee) yang berada di Depok Jawa Barat.

 

Jenny Wiriyanto menjelaskan, penyediaan fasilitas pinjaman sesuai dengan misi BII, yakni humanising financial services. Khususnya dalam menyediakan akses yang mudah dan memberikan nilai tambah kepada generasi muda.

"Ini merupakan wujud komitmen BII dalam mendukung upaya pengembangan sumber daya manusia Indonesia menjadi tenaga kerja terlatih yang handal," jelasnya dalam siaran pers.

 

PT JIAEC bergerak di bidang pelatihan tenaga kerja dan agen bagi tenaga kerja non-terampil yang akan dilatih di Jepang sebagai tenaga pelatihan. Tenaga kerja umumnya lulusan sekolah teknik menengah. Sebagian besar akan bekerja di beberapa pabrik di Jepang.

Setelah menamatkan pelatihan praktek selama tiga tahun di Jepang, siswa pelatihan akan kembali ke Indonesia. Biasanya mereka akan dipekerjakan sebagai tenaga ahli dan atau pengawas (supervisor) di anak perusahaan terkait di Indonesia.

 

Menurut Jenny Wiriyanto, BII memiliki komitmen untuk terus melayani komunitas internasional, termasuk komunitas warga Jepang yang mengembangkan bisnis di Indonesia. Hal itu dilakukan dengan membentuk unit International Strategic Business (ISB) Japan Desk.

ISB Japan Desk menyediakan layanan perbankan mulai dari konsumer hingga korporasi.  ISB Japan Desk juga aktif dalam menjalin kerjasama dengan bank-bank Jepang.  ISB menyediakan produk dan layanan perbankan yang memenuhi kebutuhan finansial individu maupun korporasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement