REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp 13.218 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.205 per dolar AS. "Mata uang rupiah kembali bergerak melemah di tengah ekspektasi naiknya data penggajian (payrolls) non pertanian AS pada akhir pekan ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (4/6).
Ariston Tjendra mengemukakan bahwa data AS yang telah diumumkan yakni data tenaga kerja sektor swasta dari Automatic Data Processing Inc. (ADP). ADP melaporkan sektor swasta AS menambah 201.000 tenaga kerja di bulan Mei, naik sedikit di atas perkiraan ekonom yang sekitar 200.000 tenaga kerja.
"Data itu menjadi salah satu sinyal positif bagi perekonomian AS sehingga menopang mata uangnya," katanya
Namun, menurut dia, penguatan dolar AS itu masih cenderung terbatas menyusul data ekonomi Amerika Serikat lainnya yang di bawah perkiraan, indeks aktivitas sektor jasa turun menjadi 55,7 pada bulan Mei, dari bulan sebelumnya sebesar 57,7.
Ariston mengatakan bahwa potensi mata uang rupiah untuk kembali bergerak ke dalam area positif masih cukup terbuka di tengah harapan perekonomian Indonesia akan membaik pada semester kedua mendatang seiring dengan dilaksanakannya beberapa proyek infrastruktur di dalam negeri.