Kamis 04 Jun 2015 01:00 WIB

Harga Bawang Merah Naik Jelang Puasa, Ini Komentar Mentan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah daerah melaporkan kenaikan harga bawang merah jelang Ramadhan. Di Medan, Sumatera Utara, misalnya, harga bawang di pasar naik hingga 100 persen. Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut penyebabnya adalah distribusi yang masih bermasalah.

"Distribusi harus dibenahi, kita makanya kemarin rapat dengan Menteri Perdagangan dan Perhubungan," kata dia seusai menghadiri acara Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtanas) 2015 bertema Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pertanian untuk Pencapaian Swasembada Pangan, Daya Saing Pertanian dan Kesejahteraan Petani pada Rabu (3/6).

Mentan pun menyebut harga bawang yang berbeda-beda di sejumlah daerah. Misalnya di Brebes. Berdasarkan pemantauan timnya, harga bawang Rp 14 ribu. Sementara di Sulawesi Rp 28 Ribu dan di Gorontalo Rp 30 ribu. Harga yang berbeda-beda tersebut menandakan distribusinya yang bermasalah.

Sembari mendorong pembenahan distribusi, dari sisi produksi, ia ingin menambah luas tanam bawang di sejumlah daerah guna menekan impor bawang secara legal maupun ilegal. Hal tersebut juga sekaligus memenuhi pasokan kebutuhan bawang dalam negeri.

"Jumlah impor legal masih jauh lebih rendah dari pada pemasukan impor ilegal, rata-rata impor bawang merah Indonesia secara legal per tahun 30-100 ribu ton," katanya. Rencana perluasan lahan tanam bawang untuk menutup peluang impor pun dilakukan di sejumlah daerah. Penambahan luas berkisar antara 3-4 ribu hektar agar kebutuhan bawang 40 ribu ton terselesaikan.

Penambahan luas tanam, lanjut Mentan, direncanakan di Tapin Kalimantan Selatan seluas 500-700 hektare dan di Bima Nusa Tenggara Barat seluas 2 ribu hektare. Adapun anggaran yang disediakan dialokasikan dari APBN-Perubahan menjadi Rp 20 miliar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement