Kamis 04 Jun 2015 00:45 WIB

Laku Pandai Bank Syariah Dinantikan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Launching Laku Pandai: (dari kiri-kanan) Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Dirut Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Dirut BRI Asmawi Syam, Dirut BCA Jahja Setiaatmadja, dan Dirut BTPN Jerry Ng tengah berbincang tentang Layanan Keuangan tanpa Kantor
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Launching Laku Pandai: (dari kiri-kanan) Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Dirut Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Dirut BRI Asmawi Syam, Dirut BCA Jahja Setiaatmadja, dan Dirut BTPN Jerry Ng tengah berbincang tentang Layanan Keuangan tanpa Kantor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) baru dilakukan bank-bank konvensional, aksi serupa oleh bank-bank syariah dinantikan.

Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulya E. Siregar mengakui sejauh ini Laku Pandai memang masih dilakukan bank konvensional. Tapi ada juga yang mengajak anak syariahnya seperti BTPN untuk menjalankan Laku Pandai di Sumatera.

Dari ketentuan, tidak ada perbedaan perlakuan antara bank syariah dan konvensional.

Ada tiga bank syariah yang memasukkan Laku Pandai dalam rencana bisnis 2015 yakni Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah.

''Kita tunggu bersama realisasinya. Program ini tidak hanya untuk konvensional, tapi semua,'' kata Mulya di Kompleks Bank Indonesia, Senin (1/6).

Meski dalam aturan disebut satu agen Laku Pandai hanya untuk satu bank, Mulya mengatakan dimungkinkan jika satu bank ini merupakan bank konvensional yang memiliki anak bank syariah.

Untuk pendekatan prinsip syariahnya, bank-bank syariah perlu melakukan edukasi agar agen memenuhi standar dan punya pengetahuan mengenai keuangan syariah.

Pengamat ekonomi syariah dari Iqtishod Consulting Agustianto Mingka mengatakan rakyat Indonesia banyak yang belum terakses layanan keuangan syariah baik bank maupun lembaga keuangan mikro (LKM). Karena itu pemerintah harus menggerakkan inklusi keuangan syariah yang sejak lahirnya sudah sangat pro masyarakat kecil.

Karena itu edukasi keuangan harus simultan dan masif. ''Memang jadi tugas besar, satu sisi ada masyarakat berpenghasilan, satu sisi juga harus membuat mereka merasakan layanan keuangan,'' kata Agustianto.

Pendekatan yang bisa dilakukan menurutnya tidak hanya lewat Laku Pandai, tapi menumbuhkan usaha mandiri yang melibatkan industri perbankan syariah hingga ke akar rumput. ''Jadi holistik, tidak hanya soal Laku Pandai tapi juga semangat berwirausaha,'' kata dia.

Pengurus Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Bidang Literasi Koko T Rachmadi mengatakan untuk Laku Pandai, perbankan syariah diikutkan untuk beberapa inisiatif seperti tabungan sekolah.

Ia bisa merasakan antusiasme masyarakat terhadap keuangan syariah dalam kesempatan iB Vaganza yang sudah digelar di beberapa kota. Rencananya, tahun ini OJK bersama iB Marcom Working Group akan menghelat kegiatan ini di 15 kota.

Di Surakarta, dalam siaran satu jam di televisi lokal dalam kegiatan itu, Koko mengaku setiap sesi selalu ada telepon masyarakat yang menanyakan apa saja tentang bank syariah.

''Itu membuat industri makin percaya diri karena tanggapan masyarakat positif. Kami semangat jemput bola,'' kata Koko.

Serangkaian pendekatan awal ini memberi informasi kepada masyarakat produk dan layanan perbankan syariah sudah sama bagus dengan konvensional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement