REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengapresiasi pengembangan industri nikel oleh PT Sulawesi Mining Investment (PT SMI). Sebab proses pembangunannya mengarah pada pembangunan industri smelter yang terintegrasi.
"Rencana perluasan investasi PT SMI akan mencapai 6-7 miliar, termasuk pembangunan politeknik dan pusat inovasi industri berbasis nikel dan rusunawa untuk seribu tenaga kerjanya," kata dia sebagaimana dikutip dalam rilis pada Sabtu (30/5).
Diceritakan Franky, berdasarkan kunjungan beberapa waktu lalu ia menerima laporan dari PT SMI soal rencana perluasan investasi pada produk stainless steel dengan nilai total investasi sebesar 2 miliar dolar AS dalam
bentuk colled rolled coil stainles steel. "Kapasitasnya 600 ribu ton per tahun untuk keperluan peralatan rumah tangga," kata dia.
PT SMI saat ini membangun industri feronikel dengan nilai investasi sebesar 635 Juta dolar AS dan kapasitas 300 ribu ton Nickel Pig Iron (NPI). Industri feronikel tersebut dapat memberi nilai tambah terhadap nikel mentah (ore) sebesar Rp 4 Triliun. Untuk mendukung produksinya, PT SMI juga membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2×65 MW.
Perusahaan tersebut, lanjut Franky, juga saat ini sedang melakukan perluasan investasi membangun industri feronikel tahap kedua dengan nilai investasi sebesar 1,04 Miliar dolar AS dan kapasitas 600 ribu ton NPI. Pembangunan tahap kedua tersebut diharapkan selesai pada akhir tahun 2015 mendatang.