REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja pendapatan jasa atau Fee Based Income (FBI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meningkat sebesar 41,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp 1,7 triliun pada kuartal I-2015. Kinerja bisnis remitansi (remittance) yang tahun ini dipatok meningkat sedikitnya 25 persen (yoy) menjadi salah satu penyumbang perolehan FBI.
Hingga akhir kuartal I-2015, FBI yang disumbang dari sektor ini mencapai Rp 20 miliar atau tumbuh 42,8 persen dari kuartal I-2014. Sedangkan jumlah transaksi remitansi yang menggunakan BRIFast mencapai 1,1 juta transaksi, tumbuh 42,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan nominal transaksi remitansi menjadi Rp 160,2 triliun, naik 50 persen (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 107,1 triliun.
"Nominal transaksi BRIfast Remittance sebesar Rp 160,2 triliun selama kuartal I tahun 2015 tersebut terdiri dari transaksi outgoing (dari dalam ke luar negeri) sebesar Rp 86,8 triliun, sedangkan transaksi incoming (dari luar ke dalam negeri) sebesar Rp 73,4 triliun,” jelas Corporate Secretary Bank BRI Budi Satria.
Budi mengatakan, pencapaian tersebut didukung oleh pengembangan berkelanjutan dari sistem aplikasi BRIfast Remittance dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah dan counterpart kerjasama. BRIfast Remittance mengakomodasi layanan pengiriman uang credit to account (kiriman masuk rekening) dan cash pick up (kiriman diambil secara tunai).
Dengan jaringan 46 counterparts kerjasama BRI di seluruh dunia serta 10.400 unit kerja BRI yang real-time online tersebar di seluruh Indonesia, lanjutnya, BRI memberikan kemudahan, keamanan, serta kecepatan pengiriman uang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah.
Budi menjelaskan, saat ini market share BRI di sektor remittance secara nasional mencapai 19 persen, dan diharapkan di akhir tahun nanti bisa menjadi 20 persen. Adapun transaksi remitansi BRI mayoritas berasal dari negara Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Korea Selatan.
Untuk mengapresiasi nasabah remitansi, BRI mengadakan berbagai acara dan program, antara lain Mudik Bareng bersama BRIfast Remittance dari luar negeri ke Indonesia yang sudah berjalan sejak 2011, pembuatan desa TKI di beberapa daerah sentra TKI, serta edukasi perbankan ke TKI baik di dalam maupun luar negeri.
Lebih lanjut Budi mengatakan, BRI optimistis target pertumbuhan kinerja bisnis remitansi sebesar 25 persen akan terlampaui. “Untuk merealisasikan target pertumbuhan tersebut, di samping melalui peningkatan jumlah jaringan unit layanan remittance (counterpart dan remittance representative), BRI juga akan mengembangkan sistem ke arah layanan mobile untuk lebih meningkatkan kemudahan bertransaksi bagi nasabah BRIFast Remittance,” pungkas Budi.