Kamis 28 May 2015 22:39 WIB

Persentase Hasil Uji Lab Beras Plastik Perlu Dijelaskan

Rep: C32/ Red: Ilham
Petugas lab Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji sampel beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (27/5). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas lab Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji sampel beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (27/5). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas meminta pemerintah dan Sucofindo perlu menentukan persentase dari temuan mereka yang berbeda. “Persentas hasil uji lab perlu dijelaskan agar diketahui banyak atau tidak kandungannya,” kata Dwi kepada ROL, Kamis (28/5).

Menurutnya, Jika memang menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) negatif perlu diketahui berapa persentasenya. Begitu juga dengan hasil Sucofindo yang menyatakan postif mengandung senyawa polymer atau plastik. Presentasenya ini untuk menyipulkan agar tidak ada kesimpangsiuran di masyarakat.

 

“Kalau konsentrasinya sangat tinggi katakanlah lebih dar 10 persen, berarti dibikin dari polymer. Tapi kalau kandungannya sangat rendah, berarti ada kemungkinan hanya tercemar, jadi plastik bukan kandungan campuran dalam beras tersebut,” jelas Dwi.

 

Menurut Dewi, banyak cara bagaimana beras bisa tercemar. Dugaan terkuat adalah karena proses penggilingan yang berulang-ulang pada beras berkualitas buruk.

 

“Dalam proses penggilingan ini biasanya akan bisa tercemar bahan kimia. Apalagi jika ada proses pemutihan karena beras yang kualitasnya tidak bagus. Sehingga bahan kimia tersebut berbentuk bubuk halus yang menenmpel di beras,” tutur Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement