REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, program pemagangan dapat menyerap tenaga kerja lebih cepat sehingga bisa mengurangi pengangguran. Selain itu, program magang dinilai lebih fleksibel untuk memberikan kesempatan kerja dan menciptakan angkatan kerja baru.
Hariyadi mengungkapkan, di Indonesia terjadi skill mismatch antara output pendidikan dengan kebutuhan industri. Hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan dan keterampilan teknis yang dihasilkan dunia pendidikan kurang memenuhi kualifikasi industri.
"Pemagangan dinilai menjadi program yang fleksibel dan sangat diperlukan dalam memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan bagi usia muda," ujar Hariyadi di Jakarta, Kamis (28/5).
Hariyadi mengatakan, saat ini program magang di perusahaan memang agak sulit karena terbentur dengan adanya outsourcing. Sebelum ada outsourcing sejumlah posisi di perusahaan di isi oleh tenaga kerja magang. Menurut Hariyadi, outsourcing dan pemagangan merupakan bisnis model yang bagus, namun permasalahannya terletak pada norma hak dasar tenaga kerja.
"Masalah yang selama ini diributkan terkait dengan hak-hak normatif yang tidak dijalankan, misalnya seorang pekerja sudah lima tahun masih kontrak terus. Ini bukan bisnis modelnya yang salah, tapi perusahaan yang tidak menerapkan peraturan yang baik, " kata Hariyadi.
Menurut Hariyadi, semestinya pemerintah tidak mengubah sistemnya namun memperketat pengawasannya sehingga hak-hak normatif pegawai bisa terpenuhi dengan baik. Hariyadi mengatakan, melihat kondisi tersebut Apindo mengembangkan Indonesia National Apprenticeship Network (INAN) yang merupakan jaringan pemagangan nasional di lingkungan usaha. Melalui jaringan tersebut, nantinya dapat memberikan kesempatan kepada tenaga kerja usia muda untuk magang sesuai dengan kemampuang masing-masing.
Berdasarkan data dari National Labor Force Survey, pengangguran usia muda di Indonesia menempati rangking tertinggi di kawasan Asia Pasifik yang mencapai 71,3 persen. Merujuk pada roadmap perekonomian Apindo, Indonesia memerlukan 15,5 juta lapangan kerja pada periode 2014-2019 untuk menyerap 8,3 juta tambahan angkatan kerja dan pengangguran yang mencapai angka 7,2 juta.